Buntut Dari Meninggalnya Bayi Berusia Enam Bulan, Dinkes Kaltim Bakal Panggil Sejumlah Faskes yang Terlibat
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kasus meninggalnya seorang bayi berusia enam bulan dari Muara Badak, Kutai Kartanegara pada Jumat (28/6/2024) malam lalu di RSUD AWS kini masih ditelusuri.
Untuk mencari titik terang, Dinas Kesehatan Kalimantan Timur akan memanggil sejumlah pihak yang terlibat. Hal ini disampaikan oleh Kadinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin.
“Kami sekarang sedang minta laporan dari faskes yang menangani kasus bayi tersebut dari puskesmas hingga rumah sakit,” terangnya saat diwawancarai melalui seluler oleh media Akurasi.id pada Senin (1/7/2024).
Ia ingin melihat apakah ada keteledoran dari pihak rumah sakit pada kasus tersebut. Untuk itu, ia akan mengundang baik itu puskesmas, klinik, Dinkes Kukar, RSIA Qurrata A’yun Samarinda Qurattaayun, dan RSUD AWS.
“Kami harap kasus ini tidak terjadi lagi di kemudian hari dan masyarakat bisa mendapatkan layanan terbaik,” tutur dr. Jaya.
Sementara itu, Kepala Unit Humas RSUD AWS Samarinda, dr. Arysia Andhina, mengatakan jika pihak keluarga sudah menyampaikan keluhan ke pihak rumah sakit. Dan sudah bertemu dengan Direktur RSUD AWS, dr. David Hariadi Masjhoer.
“Masalah ini akan ditindak lanjuti dan ditelusuri oleh manajemen RSUD AWS,” imbuhnya.
Selain itu, ia mengatakan jika pasien datang dengan keadaan dehidrasi karena muntaber. Bayi tersebut pun sudah ditangani di IGD.
“Kemudian pasien meninggal dunia,” sambungnya.
Sebelumnya diketahui bahwa jika pasien tersebut bernama Nadiva. Ia sempat dirawat di sebuah klinik di Muara Badak karena muntaber. Karena fasilitas yang terbatas, pihak klinik menyarankan agar ia segera di bawa ke rumah sakit di Samarinda.
Pihak keluarga pun menyetujui hal ini. Mereka tiba di RSUD AWS pada pukul 18.00 Wita. Saat sampai di IGD, perawat mencari pembuluh darah untuk infus, tapi tidak kunjung ditemukan. Dan dokter anak baru datang saat kondisi anak kritis.
Salah satu keluarga bernama Muh Yamin mengatakan jika pasien meninggal setelah tiga jam di IGD. Dalam kata lain, pasien meninggal pukul 21.00 Wita.
“Kami belum menerima berita acara dari pihak rumah sakit dan kami sesalkan dokter yang menangani pasien tidak bisa didatangkan,” kata Yamin. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id