Deklarasi Forum Muda Daerah, wadah diskusi politik pemuda. Melalui forum ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan produktivitas anak muda.
Akurasi.id, Samarinda – Sebanyak 10 anggota DPRD Kaltim mendeklarasikan pembentukan Forum Koalisi Parlemen Muda Daerah Kaltim. Kegiatan itu dilaksanakan di Gedung D lantai 6 DPRD Kaltim, Rabu (22/12/2021).
Forum tersebut sebagai wadah silaturahmi para anggota dewan muda yang ada di DPRD Kaltim. Sekaligus wadah diskusi pembangunan juga ruang belajar politik pemuda yang ada di Kaltim.
Forum yang pertama kali diinisasi di Kaltim ini diketuai Sarkowi V Zahry dengan sekretarisnya Sutomo Jabir. Sementara anggotanya Ismail, Nidya Listiyono, Fitri Maisyaroh, Ramadhony Putra Pratama, M Nasiruddin, Akhmed Reza Fachlevi, Siti Rizky Amalia dan Muhammad Udin. Forum muda ini berisikan anggota dewan di Gedung Karangpaci yang berusia kurang dari 50 tahun.
Sarkowi menerangkan deklarasi Forum Muda Daerah tersebut merupakan inisiasi pribadi anggota dewan. Sebab pihaknya ingin berserikat dan berkumpul. Namun demikian, dia memastikan penerapan koordinasi tetap akan berjalan oleh pimpinan dewan.
“Kami berupaya menjadi motor penggerak kaum muda. Agar dapat terlibat menjadi wakil rakyat. Kami mau memberikan warna baru,” tuturnya kepada awak media.
Deklarasi tersebut merupakan wadah pembangunan forum parlemen muda. Koalisi parlemen muda ada di tingkat nasional. Sehingga pihaknya pun merasa terpanggil untuk meneruskan pembentukan koalisi hingga ke daerah.
“Kami ingin mendorong agar anak muda mengambil perannya. Sedangkan yang tua menyokong,” jelasnya.
Di sisi lain, melalui forum ini pihaknya juga ingin meningkatkan kapasitas dan produktivitas anak muda. Dengan harapan, akan ada pembentukan parlemen muda hingga kabupaten/kota. “Di dalamnya nanti akan ada program pendidikan politik di dalam parlemen hingga luar, juga sosialisasi peraturan daerah tentang kepemudaan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Koalisi Forum Muda Daerah Kaltim, Sutomo Jabir menuturkan, pembentukan forum ini tidak ada keterikatan dengan fraksi. Hanya ingin berkegiatan lembaga yang lebih dinamis. Sebagai tempat berkumpulnya pemuda saling bertukar pikiran dan informasi terkait perkembangan ke depan.
“Jadi jangan beranggapan berkumpulnya anggota dewan yang muda ini dikira sebagai dikotomi. Sejak dulu ada yang namanya sumpah pemuda, apa itu dikotomi antara yang tua dan muda, kan tidak,” terangnya.
Fitri Maesaroh sebagai anggota menambahkan, dengan melihat lebih banyaknya populasi generasi anak muda sebagai penentu arah pembangunan. Maka perlu persiapan bonus demografi. Agar tidak menjadi boomerang.
“Kita mencoba menjembatani, agar bonus demografi tidak menjadi permasalahan. Kita mencoba mempersiapkan pemuda untuk dapat melanjutkan estafet kepemimpinan di Kaltim,” ucap Fitri. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Suci Surya Dewi