Pengamat meminta agar masyarakat tak percaya begitu saja dengan hasil survei yang beredar. Tetapi harus lebih dulu memeriksa kredibilitas dari lembaga survei tersebut
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Memasuki masa pendaftaran Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, sebuah kabar mengejutkan datang dari Pasangan Bakal Calon Gubernur-Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud-Seno Aji. Pasalnya, beberapa survei yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan jika elektabilitas keduanya mengungguli pasangan calon Isran Noor-Hadi Mulyadi.
Seperti survei yang dilakukan oleh Indonesia Development Monitoring (IDM), dari survei ini elektabilitas Rudy-Seno ada di angka 50,2 persen. Lebih tinggi dibandingkan Isran-Hadi yang bertengger di 33,4 persen.
Tidak hanya IDM, survei yang dilakukan oleh Warna Reasearch Center pun menunjukkan hasil yang sama. Dimana pasangan Rudy-Seno lebih unggul dengan nilai 53,1 persen dibandingkan Isran-Hadi 30,3 persen.
Hal serupa ditunjukkan pula lewat hasil survey dari Timur Barat Reasearch Center, terlihat jika tingkat elektabilitas Rudy-Seno senilai 47,9 persen lebih tinggi dibandingkan 31,4 persen milik Isran-Hadi.
Padahal pada Juni 2024 lalu, Isran Noor masih menduduki posisi pertama sebagai pemilik elektabilitas tertinggi berdasarkan survei oleh Lembaga Reasearch and Strategy (ARCHY). Calon pertahana tersebut berada di angka 16,32 persen, atau lebih unggul satu tingkat dibandingkan Rudy Mas’ud yang saat itu disebut memiliki elektabilitas 14,82 persen.
Menilik hal ini, Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman (Unmul), Budiman, mengatakan jika survei yang ada saat ini merupakan gambaran dalam membentuk strategi ke depan.
“Lembaga survei ada beberapa bentuk, survei ini konteksnya adalah branding atau konteksnya mempegaruhi pemilih kalau lembaga surveinya tidak kredibel,” terangnya saat diwawancarai melalui seluler, belum lama ini.
Lanjutnya, pasangan calon sering menggunakan hasil survei dari lembaga seperti LSI untuk membuat diri mereka terlihat lebih populer.
Namun, ia menggarisbawahi jika survei yang dilakukan tidak boleh memberikan hasil yang tidak jujur. Lantaran, menurut dia, banyak orang Indonesia tidak mau repot dan percaya begitu saja dengan hasil survei. Sehingga hal ini bisa merugikan pihak tertentu.
Sehingga ia meminta agar masyarakat tak percaya begitu saja dengan hasil survei yang beredar di berbagai media. Tetapi harus lebih dulu memeriksa kredibilitas dari lembaga survei tersebut.
Kendati demikian, ia pun tidak memungkiri, jika pasangan Rudy-Seno memiliki pergerakan yang masif. Baik melalui media sosial maupun jargon yang selalu digaungkan ke seluruh penjuru Kaltim, Gratis Pol.
“Hasil survei ini kan berbalik lumayan cepat ya. Kemarin Isran lebih unggul sekarang justru terbalik. Nah yang terbalik cepat itu yang patut dipertanyakan,” pungkas dia. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id