Senin , Januari 13 2025
Tiru Gaya Kampanye “Desak Anies”, Dialog Mahyudin Dinilai Tidak Efektif di Kaltim
Suasana program dialog “Kaltim Keren” yang dilakukan oleh Bakal Calon Gubernur Kaltim, Mahyudi. (ist)

Tiru Gaya Kampanye “Desak Anies”, Dialog Mahyudin Dinilai Tidak Efektif di Kaltim

Loading

Gaya kampanye dialogis “Desak Anies” yang pernah dibawakan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 lalu, mulai diikuti oleh Bacalon Gubernur Kaltim Mahyudin. Wakil Ketua DPD RI itu, sedang gencar berkeliling menyapa masyarakat dengan menggelar dialog terbuka bertajuk “Kaltim Keren”.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu, Anies Baswedan rutin menggelar kampanye dialogis yang dibungkus dengan tajuk “Desak Anies”. Gaya kampanye tersebut berkonsep dialog bersama pemilih muda. Para peserta berkesempatan bertanya langsung kepada Anies di atas panggung.

Program itu pun pernah dibawa Anies ke Kaltim. Kendati demikian, hal itu tidak membawa dampak pada suara yang Anies dapat di Kaltim. Seperti diketahui, paslon Anies-Muhaimin hanya memperoleh 448.046 suara atau 20,08 persen.

Kini, gaya kampanye dialogis itu ternyata mulai diikuti oleh Bakal Calon Gubernur Kaltim, Mahyudin. Pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI itu, sedang gencar berkeliling menyapa masyarakat dengan menggelar dialog terbuka bertajuk “Kaltim Keren”.

Jasa SMK3 dan ISO

Pengamat Politik Universitas Mulawarman, Budiman Choisiah berpendapat, meniru gaya kampanye yang dilakukan Anies Baswedan sebenarnya tidak efektif apabila dilakukan di Kalimantan Timur (Kaltim). “Tolak ukur yang paling bisa dilihat sebenarnya adalah Anies kalah di Kaltim, beda misalnya Anies menang. Berarti program itu disukai disini,” kata Budiman, Rabu (12/06/2024).

Budiman bilang, penerapan program politik dengan nuansa akademis dalam memenangkan kontestasi politik, khususnya di Benua Etam (sebutan Kaltim), tidak terlalu efektif sebagai tolak ukur untuk memenangkan kontestasi Pilgub. Menurutnya, pendekatan ini lebih cocok untuk masyarakat terdidik yang rasional.

“Tapi untuk masyarakat-masyarakat terdidik yang rasional, program seperti itu memang cocok saja,” ujar Budiman.

Baca Juga  Disdikbud Samarinda Dukung Coding dan AI di Kurikulum

Artinya, lanjut dia, program tersebut hanya dapat menjangkau sebagian kecil pemilih, yakni golongan terdidik ke atas. Sementara itu, mayoritas pemilih di Kaltim berasal dari kalangan menengah ke bawah. Hal ini membuat gaya kampanye itu kurang relevan dan tidak dapat menjangkau pemilih dalam jumlah besar.

“Dalam artian tanda kutip, itu tidak terlalu menjangkau ke bawah. Kenapa? pemilih-pemilih menengah ke bawah di Kaltim, kan lebih tinggi daripada pemilih menengah ke atas dari segi jumlah,” jelasnya.

Dalam konteks ini, Menurut Budiman, gaya kampanye yang lebih efektif adalah yang dapat langsung menjangkau masyarakat. Seperti kampanye door-to-door. Pendekatan ini dianggap lebih tepat karena lebih personal dan dapat langsung menyentuh hati pemilih, terutama mereka yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.

“Lebih mending sistem door-to-door sebenarnya kalau menurut saya,” ucapnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Fajri Sunaryo

cek juga!

Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025

Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025: Rahasia Liburan Panjang!

Simak daftar lengkap libur nasional dan cuti bersama 2025 yang telah ditetapkan pemerintah. Rencanakan cuti …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

.pvc-stats-icon { display: none !important; } .single-post-thumb { display: inline !important; } .advads-edit-appear { display: none !important; } .advads-edit-bar { display: none !important; } #sidebar { display: none !important; } .widget { display: none !important; } .widget-container { display: none !important; } .widget { clear: both; margin-bottom: 25px; display: none !important; } #sidebar .widget-container { display: none !important; } .iklan_dalamteks { display: none !important; }