Rabu , Januari 22 2025
Kepala Dinas Ketapangtani Samarinda, Muhammad Darhan saat menghadiri Festival Pangan B2SA dalam upaya diversifikasi pangan pengganti beras. (Dhion/Akurasi.id)
Kepala Dinas Ketapangtani Samarinda, Muhammad Darhan saat menghadiri Festival Pangan B2SA dalam upaya diversifikasi pangan pengganti beras. (Dhion/Akurasi.id)

Festival B2SA Dinas Ketapang Tani Samarinda, Diversifikasi Pangan Pengganti Beras

Loading

Stok Beras Semakin Menipis dan Langka Diproduksi

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dalam upaya diversifikasi pangan pengganti beras dengan pendekatan penyadaran sumber karbohidrat yang beragam, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Ketapang Tani) Kota Samarinda gelar Festival Pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) tingkat Kota Samarinda, Selasa (16/7/2024).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda Muhammad Darhan mengatakan, Festival Pangan B2SA ini sejatinya bukan hanya sekadar acara seremonial. Melainkan pula ajang untuk mencari pemenang agar bisa mewakili Kota Tepian ke B2SA tingkat Provinsi Kaltim.

Para peserta diambil dari setiap kelurahan-kelurahan yang ada di Samarinda. Harapannya peserta dari Samarinda akan lanjut di tingkat nasional.

Ditambahkan Darhan, festival ini juga bertujuan diversifikasi pangan pengganti beras. Diversifikasi pangan dapat diartikan mengubah pola konsumsi masyarakat agar tidak tergantung pada 1 komoditas saja. Agar masyarakat dapat mengurangi ketergantungan dalam mengonsumsi nasi dan dapat mencoba untuk mengonsumsi sumber karbohidrat lainnya.

Jasa SMK3 dan ISO

“Karena melihat kondisi stok beras semakin langka diproduksi,” ujar Darhan, Selasa (16/7/2024).

Kata Darhan, saat ini pengusaha di bidang pertanian semakin berkurang. Terutama bagi kaum milenial yang tidak berminat dalam bertani maupun mengolah lahan pertanian. Sehingga hal tersebut berdampak pada produktivitas dalam komoditas beras maupun bahan pokok lain.

Lebih lanjut dikatakannya, anak muda saat ini ingin meniru perkembangan pertanian di Jepang maupun Tiongkok yang selalu menggunakan teknologi canggih pun modern.

“Sekarang anak muda ingin meniru seperti di Jepang atau di Cina. Itu sebenarnya udah dilaksanakan dua tahun di daerah Kandangan, contohnya beras apung. Tapi tidak akan mencukupi ke depannya. Itu yang coba kami sampaikan di B2SA ini. Mudah-mudahan nanti kaum milenial mau berubah,” imbuhnya.

Baca Juga  Makan Bergizi Gratis Kaltim Molor, Disdikbud: Masih Tunggu Juknis Pusat

“Bahan utama pengganti karbohidrat bisa saja menggunakan tanaman lokal seperti singkong, jagung, dan lainnya. Yang jelas kurangi ketergantungan akan beras, namun tetap bergizi,” tambahnya.

Sementara itu Ketua PKK Kota Samarinda Rinda Wahyuni mengatakan, pemenang dari kegiatan ini akan mewakili Kota Samarinda ke Provinsi Kaltim. Dengan kategori terbaik satu sampai enam untuk makan siang beragam, bergizi seimbang dan aman. Kategori non beras dan non terigu, kemudian pemenang hiburan untuk keberagaman pangan.

“Yang membedakan dengan gemar makan ikan, di sini kami memperhitungkan gizi dalam satu piring itu masing-masing berbeda menunya,” tutup Rinda. (*)

Penulis: Dhion
Editor: Redaksi Akurasi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

.pvc-stats-icon { display: none !important; } .single-post-thumb { display: inline !important; } .advads-edit-appear { display: none !important; } .advads-edit-bar { display: none !important; } #sidebar { display: none !important; } .widget { display: none !important; } .widget-container { display: none !important; } .widget { clear: both; margin-bottom: 25px; display: none !important; } #sidebar .widget-container { display: none !important; } .iklan_dalamteks { display: none !important; }