Produksi Padi di Kaltim Ditargetkan Mencapai 239.506 Ton, Namun Hingga Pertengahan Tahun Baru Tercapai Kurang Dari 50 Persen
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) pada 2024 menargetkan bisa menghasilkan produksi padi sebesar 239.506 ton. Namun, memasuki pertengahan tahun, target tersebut baru tercapai kurang dari 50 persen.
Hal ini disampaikan oleh Kabid Produksi Tanaman Pangan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Diah Adiati Yahya. Ia mengatakan, jika pada tahun 2023 lalu produksi padi di Benua Etam pun belum tercapai.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim pada Maret 2024 lalu, diketahui jika produksi padi pada 2023 yaitu sebesar 226,97 ribu ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 12,45 ribu ton atau 5,20 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 239,42 ribu ton GKG.
Bukan tanpa alasan, Diah mengatakan, produksi padi yang belum mencapai target tersebut ditenggarai masalah iklim. Bahkan karena iklim, pada tahun ini terjadi keterlambatan penanaman padi. Petani baru bisa menanam padi pada Mei 2024.
“Tahun ini kita terlambat tanam, kemarin sempat kemarau jadi mundur,” terangnya saat ditemui di Kantor DPTPH Kaltim yang terletak di Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Selasa (16/7/2024).
Lantaran ketersediaan air untuk menanam padi tidak tercukupi. Selain itu, tingginya curah hujan yang menyebabkan banjir di beberapa wilayah juga menghambat petani untuk menanam.
Untuk mengatasi hal ini, DPTPH Kaltim pun melakukan berbagai upaya. Apalagi, pada 2025 Kementerian Pertanian memprediksi akan terjadi krisis energi dan pangan. Salah satu hasil identifikasi yang ditemukan adalah persoalan terkait masalah irigasi yang masih kurang bagus.
“Untuk ini, kami sudah koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) dan DPUPR-PERA bidang sumber data air (SDA),” ujar perempuan yang mengenakan jilbab warna cokelat ini.
Pihaknya pun telah menyiapkan bantuan pompa dan sumur bor. Petani mendapat pula bantuan melalui APBN Murni sebanyak 104 pompa untuk kelompok petani. Mulai dari ukuran tiga hingga enak inci. Ada pula bantuan pada APBN Perubahan sebanyak 187 pompa.
“Untuk APBD 2025 ada bantuan pompa 110 unit. Perbaikan jaringan tidak semudah itu, paling gampang menarik air menggunakan pompa,” tutupnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id