Pemancing Korban Abrasi di Jembatan Mahkota II Ditemukan Meninggal Setelah Tenggelam di Sungai Mahakam. Mayat korban ditemukan setelah 3 hari menghilang pada Minggu, 25 April 2021 lalu. Jasad korban telah dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie.
Akurasi.id, Samarinda – Upaya pencarian terhadap seorang pria bernama Aan (22) warga Palaran, Samarinda, yang terseret abrasi atau tanah longsor di bawah Jembatan Mahkota II, Minggu (25/4/2021) lalu, akhirnya ditemukan tim SAR gabungan. Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Selasa pagi (27/4/2021) pukul 08.10 Wita.
“Korban ditemukan saat mengapung dengan kondisi meninggal dunia pada pukul 08.10 Wita pagi tadi,” jelas Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kelas A Balikpapan, Badan SAR Nasional (Basarnas) Kaltimtara, Melkianus Kotta saat dikonfirmasi, Selasa (27/4/2021).
Melkianus menuturkan, jasad Aan ditemukan pada jarak satu kilometer ke arah perairan Palaran. Saat melakukan evakuasi terhadap jasad korban, tim Basarans dibantu Dinas Pemadan Kebakaran (Damkar) Samarinda.
“Pencarian tadi kami lakukan pada pukul 07.00 Wita. Alhamdulillah satu jam berselang jasad korban berhasil kami temukan berada satu kilometer dari TKP (tempat kejadian perkara) awal tenggelam,” terangnya.
Melkianus menambahkan, saat ini jasad korban telah dibawa ke RSUD AW Sjahranie Samarinda guna keperluan visum dan autopsi. “Saat ini jasad telah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum dan selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga,” tutupnya.
Sebelumnya dikabarkan bahwa korban bersama rekannya Galih (20) hendak memancing di Sungai Mahakam tepatnya di bawah Jembatan Mahkota II pada Minggu siang (25/4/2021). Ketika berada di bibir sungai, tiba-tiba tanah yang mereka pijak bergeser (abrasi) ke arah sungai hingga membuat keduanya melompat untuk menyelamatkan diri.
“Kami berdua loncat ke sungai, menjauhi longsor tanah, saat di dalam air saya sempat pegangan tali yang berada di sana, dan melihat korban muncul meminta tolong,” jelas Galih saat ditemui di lokasi, Minggu (25/4/2021).
Galih yang melihat rekannya meminta tolong pun tak dapat berbuat apa-apa lantaran saat itu keadaan kakinya tengah sakit. “Saya berusaha menolong tapi waktu itu saya juga terbawa arus air dan keadaan kaki saya lagi sakit,” terangnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin