UPTD PPA DP3AP2KB PPU menilai tidak tersedianya psikolog klinis di PPU. Menjadi kendala utama dalam proses pendampingan dan pemulihan trauma bagi korban kekerasan.
Kaltim.akurasi.id, PPU – Tanpa disadari, kesehatan mental punya pengaruh terhadap kualitas hidup. Untuk itu, kehadiran psikolog klinis yang merupakan tenaga profesional dalam menangani kesehatan mental menjadi sangat penting, guna memberikan penanganan yang tepat.
Meski dianggap penting, di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tenaga psikolog klinis belum tersedia. Jika ingin mendapatkan bantuan mengenai kesehatan mental, warga PPU sering kali harus dirujuk ke daerah lain.
Seperti Balikpapan atau Samarinda yang memiliki fasilitas dan tenaga ahli lebih lengkap. Ini tentu menjadi tantangan, terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki akses transportasi memadai. Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah (pemda), lantaran masalah kesehatan mental tidak dapat diabaikan.
Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) PPU Hidayah mengakui. Tidak tersedianya psikolog klinis di PPU menjadi kendala utama dalam proses pendampingan dan pemulihan trauma bagi korban kekerasan, khususnya anak-anak.
“Saat ini, jika kami mendapati korban kekerasan yang membutuhkan pemeriksaan psikolog klinis. Kami harus merujuk mereka ke Balikpapan,” kata Hidayah.
Keberadaan Psikolog Klinis di PPU Dianggap Krusial
Hidayah menjelaskan, keberadaan psikolog klinis dianggap krusial. Sebab, memiliki peran penting dalam mendiagnosis kondisi psikis anak, terutama dalam menangani trauma yang mendalam.
“Ketidaktersediaan tenaga ahli di PPU membuat korban harus melakukan perjalanan menyeberangi laut dan menghadapi antrean di Balikpapan,” ujarnya.
Dia berharap, dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN), fasilitas kesehatan di Benuo Taka, sapaan PPU, akan semakin memadai. Terlebih fasilitas kesehatan mental, dalam hal ini tenaga psikolog klinis.
“Kalau kita sudah punya psikolog klinis di sini, proses pendampingan akan lebih mudah dan cepat,” tuturnya.
Hidayah berharap, pemerintah dapat segera merealisasikan kehadiran psikolog klinis di PPU. Sehingga pelayanan untuk korban kekerasan dapat lebih optimal tanpa perlu merujuk ke daerah lain.
“Apalagi kita sudah menyambut IKN. Harapannya, PPU bisa memiliki layanan yang memadai dan mendukung pengembangan daerah, termasuk dalam hal layanan psikologis,” tutupnya. (Adv/diskominfoppu/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari