Wagub Kaltim Seno Aji mendukung pengembangan program pascasarjana dan spesialis di ITKES WH Samarinda untuk mengatasi kekurangan 1.300 tenaga kesehatan di Kaltim. Sebanyak 348 lulusan baru diwisuda dan siap mengabdi di berbagai wilayah.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyatakan dukungannya terhadap pengembangan program pascasarjana dan spesialis di Institut Teknologi Kesehatan (ITKES) Wiyata Husada Samarinda. Hal ini disampaikannya dalam acara wisuda 348 tenaga kesehatan baru yang digelar di Plenary Hall Samarinda, Rabu (30/4/2025).
Menurut Seno, keberadaan lulusan tenaga kesehatan ini sangat penting untuk menutupi kekurangan sekitar 1.300 sumber daya manusia (SDM) kesehatan di Kalimantan Timur. Ia juga mendorong pemerintah kabupaten turut aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan, antara lain dengan memberikan beasiswa kepada putra-putri daerah agar bisa melanjutkan pendidikan di ITKES WH maupun institusi kesehatan lainnya.
“Kalau dari pemerintah provinsi sudah memfasilitasi biaya pendidikan mahasiswa di Kaltim, maka pemerintah kabupaten mungkin bisa mendukung dari sisi biaya hidup saat anak-anak kita merantau,” ungkapnya.
Seno mengapresiasi ITKES WH atas kontribusinya dalam mencetak tenaga kesehatan profesional. Ia berharap para wisudawan dapat menjalankan tugas dengan baik, khususnya dalam membangun sektor kesehatan di daerah asal mereka. Dengan begitu, pemerataan layanan kesehatan bisa tercapai hingga ke pelosok Benua Etam.
Sementara itu, Rektor ITKES Wiyata Husada Samarinda, Eka Ananta Sidharta, dalam laporannya menyebutkan rincian jumlah lulusan pada wisuda kali ini, yaitu:
- 1 orang dari Program Studi Diploma Tiga Analis Kesehatan
- 3 orang dari Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis
- 152 orang dari Program Studi Sarjana Keperawatan
- 33 orang dari Program Studi Sarjana Kebidanan
- 99 orang dari Program Studi Profesi Ners
- 60 orang dari Program Studi Profesi Bidan
Eka menjelaskan bahwa ITKES WH mengadopsi kurikulum berbasis kompetensi dan model Outcome-Based Education (OBE) untuk memastikan lulusan tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktik dan soft skill sesuai kebutuhan industri kesehatan modern.
“Kami juga terus mengembangkan sistem pembelajaran, termasuk media berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), dan Virtual Space. Ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memudahkan mahasiswa mengakses literatur medis terbaru, jurnal, serta sumber belajar relevan lainnya,” tutup Eka. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Baca Juga
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id
