Kaltim Akurasi Info Berita Kaltim Terkini Hari Ini
Sekolah inklusi, jelasnya, bukan hanya sekadar menyediakan fasilitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi juga membangun lingkungan yang mendukung keberagaman dan kesetaraan.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang setara dan merata bagi para siswa, termasuk bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, keberadaan sekolah inklusi menjadi sangat penting di setiap daerah.
Sekolah inklusi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama anak-anak lainnya dalam satu lingkungan yang sama, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang terbuka dan inklusif.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Bambang Cipto Mulyono, mengatakan, Kota Bontang saat ini memiliki tiga sekolah inklusi, yakni di SMPN 2 Bontang, SDN 003 Bontang Utara, dan SDN 010 Bontang Selatan.
Meski demikian, pihaknya berharap ke depan semua sekolah di Kota Bontang dapat menjadi sekolah inklusi. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan merata bagi seluruh peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Harapannya, ke depan seluruh sekolah bisa menjadi sekolah inklusi. Sekolah inklusi itu pertama adalah tentang filosofi dan yang kedua adalah pola pikir,” kata Bambang.
Untuk itu, pihak Disdikbud tengah berupaya menyamakan pemahaman dan persepsi tentang konsep sekolah inklusi, terutama di kalangan tenaga pendidik dan warga sekolah.
Menurut Bambang, pemahaman yang sama terkait filosofi dan pola pikir inklusi ini sangat penting untuk mendukung visi pendidikan inklusi yang diusung oleh pemerintah daerah.
Sekolah inklusi, jelasnya, bukan hanya sekadar menyediakan fasilitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus, tetapi juga membangun lingkungan yang mendukung keberagaman dan kesetaraan.
Dalam konteks sekolah inklusi, semua anak, baik yang memiliki kebutuhan khusus maupun yang tidak, dapat belajar bersama dalam satu lingkungan pendidikan.
“Dengan begitu, diharapkan dapat menciptakan budaya saling mendukung dan menghargai di antara para peserta didik,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, Disdikbud Bontang akan melakukan sosialisasi kepada seluruh satuan pendidikan dan warga sekolah untuk menyamakan pemahaman terkait konsep sekolah inklusi.
Bambang menekankan pentingnya langkah ini agar saat ada siswa dengan kebutuhan khusus yang masuk ke sekolah reguler, mereka dapat diterima dengan baik dan mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Tujuan kita menyamakan persepsi, menyamakan frekuensi dulu dengan seluruh satuan pendidikan dan warga sekolah agar memahami apa itu sekolah inklusi. Dengan begitu, ketika nanti ada anak berkebutuhan khusus yang masuk ke sekolah inklusi, semua pihak sudah siap dan bisa menerimanya dengan baik,” tutur Bambang.
Upaya ini, menurut Bambang, bukan hanya untuk membangun sekolah yang inklusif tetapi juga untuk membentuk masyarakat yang lebih terbuka terhadap perbedaan dan keunikan setiap individu. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang inklusi di kalangan tenaga pendidik
“Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan Kota Bontang dapat menjadi contoh dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi yang berkualitas di wilayah lainnya,” pungkasnya. (adv/disdikbontang/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi
