Disbudpar PPU terus berupaya untuk lestarikan budaya lokal, misalnya dengan menggelontorkan anggaran yang maksimal di sektor itu. Lewat APBD, Disbudpar PPU mendorong adanya kenaikan anggaran untuk lestarikan budaya lokal.
Kaltim.akurasi.id, Penajam – Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Christian Nur, menyoroti pentingnya alokasi anggaran yang cukup untuk bidang kebudayaan.
Menurutnya, kebudayaan merupakan urusan wajib pemerintah, dan sudah seharusnya memperoleh perhatian serta dukungan anggaran yang lebih memadai.
“Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak bisa diukur semata-mata dengan nilai uang,” ujar Christian.
Namun, dalam realisasinya, keberlanjutan dan pengembangan budaya membutuhkan anggaran yang signifikan. Oleh karena itu, sudah saatnya bidang kebijakan, khususnya eksekutif dan perancang anggaran, memberikan perhatian lebih besar kepada sektor ini.
Christian Nur Berharap Anggaran untuk Lestarikan Budaya Lokal Bisa Diprioritaskan
Christian Nur mengungkapkan, saat ini persentase anggaran kebudayaan di PPU masih perlu ditingkatkan. Ia membandingkan dengan daerah lain di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yang sudah berhasil mengalokasikan antara 3 hingga 7 persen dari anggaran kebudayaan nasional sebesar 20 persen. Ia menganggap bahwa alokasi anggaran sebesar itu cukup untuk memajukan sektor kebudayaan di wilayah tersebut.
“Saat ini, PPU masih berada di angka 2,5 persen dari pagu anggaran yang ada untuk kebudayaan. Jika melihat pengalaman kabupaten atau kota lain di Kaltim, alokasi sebesar 3 hingga 7 persen sudah memungkinkan mereka untuk bergerak dan membangun sektor ini dengan baik,” ujar Christian.
Christian menambahkan, bidang kebudayaan bukan hanya tentang pelestarian tradisi atau adat. Melainkan juga pembangunan karakter masyarakat serta pembentukan identitas yang kuat bagi generasi mendatang.
Menurutnya, dengan anggaran yang cukup, Disbudpar PPU bisa melaksanakan program-program kebudayaan yang lebih komprehensif, seperti pelatihan, seminar, festival budaya, dan pengembangan produk budaya lokal yang bisa menarik minat wisatawan.
“Kebudayaan tidak hanya memperkuat identitas masyarakat PPU, tetapi juga berpotensi menjadi daya tarik wisata yang bernilai ekonomi. Sehingga, pemenuhan anggaran ini akan berdampak ganda, baik untuk pelestarian budaya maupun untuk pariwisata,” tambahnya.
Ajak Semua Stakeholder Bangun Identitas Daerah Lewat Kebudayaan
Christian Nur mengajak semua pihak untuk menjadikan kebudayaan sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah agar kebijakan yang dibuat tidak hanya bersifat formalitas. Namun benar-benar dapat meningkatkan kualitas kebudayaan di Kabupaten PPU.
“Ini bukan hanya tentang anggaran, tetapi tentang komitmen kita semua untuk menjaga dan mengembangkan kebudayaan sebagai warisan yang berharga bagi anak cucu kita,” pungkasnya. (adv/diakominfoppu/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id