Disbudpar PPU dorong karya budaya lokal diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Kaltim.akurasi.id, PPU – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tidak hanya berfokus pada penetapan cagar budaya. Tetapi juga memberikan perhatian besar pada pengembangan karya budaya lokal.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kabupaten PPU, Christian Nur mengatakan, pengembangan karya budaya ini menjadi langkah penting. Untuk menjaga kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat PPU, khususnya suku asli daerah.
“Ke depan, kami akan terus mendorong upaya literasi yang berkaitan dengan karya budaya, terutama yang bersifat kearifan lokal. Dalam upaya ini, keterlibatan akademisi dan masyarakat menjadi sangat penting. Terutama dalam hal dokumentasi dan pembuktian karya budaya yang akan diajukan sebagai warisan budaya nasional,” terangnya.
Ia menjelaskan, bahwa salah satu tantangan utama adalah kurangnya dokumentasi dan literasi tentang karya budaya di PPU. Banyak karya budaya yang belum terdokumentasi dengan baik, yang kemudian berdampak pada kesulitan dalam proses pengusulan ke tingkat nasional.
Beberapa karya budaya dari PPU yang sudah berhasil diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, antara lain adalah tradisi Botoreh dan kuliner khas Tambakul.
Pengakuan Karya Budaya Lokal jadi Kebanggan Masyarakat PPU
Christian menuturkan, Botoreh adalah salah satu tradisi masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan adat yang kaya nilai filosofis. Sedangkan Tambakul adalah kuliner berbahan dasar ketan yang telah diwariskan secara turun-temurun.
“Kedua karya budaya ini berhasil diakui berkat kerja keras tim Disbudpar yang melibatkan para sesepuh adat. Seperti Pak Swiss Santoso yang merupakan sumber pengetahuan untuk tradisi Botoreh, dan Ibu Sanurjana yang memberikan informasi mengenai sejarah dan keunikan kuliner Tambakul,” ungkapnya.
Pengakuan terhadap kedua karya budaya tersebut dinilai memberikan kekuatan dan kebanggaan bagi Kabupaten PPU, sebagai daerah yang kaya akan budaya lokal.
“Dengan tercatatnya Botoreh dan Tambakul sebagai warisan budaya takbenda, ini adalah langkah awal bagi kami untuk lebih serius dalam pengembangan dan pelestarian budaya lokal. Kami berharap, langkah ini akan menginspirasi generasi muda untuk turut terlibat dalam pelestarian budaya PPU,” ujarnya.
Christian menambahkan, bahwa tantangan dalam pengajuan karya budaya ke tingkat nasional memerlukan dokumentasi yang komprehensif.
“Dokumentasi ini sangat penting agar karya budaya tersebut dapat diterima sebagai warisan budaya nasional. Oleh karena itu, kami sangat mendukung keterlibatan akademisi dalam mendokumentasikan setiap aspek budaya yang ada di PPU,” tutupnya. (Adv/diskominfoppu)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari