Peluncuran produksi beras kemasan lokal ini dilakukan menyusul suksesnya program ketahanan pangan Kabupaten Mahakam Ulu.
Kaltim.akurasi.id, Mahakam Ulu – Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) mencatatkan sejarah, untuk pertama kalinya memiliki produk beras lokal. Peluncuran launching Produksi Beras Hasil Panen Tahun 2022 dilakukan Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh baru-baru ini.
Peluncuran produksi beras kemasan lokal Mahakam Ulu berlanjut, menyusul suksesnya program ketahanan pangan Kabupaten Mahakam Ulu. Menuju masyarakat adil dan sejahtera, yang merupakan program sejak 2021 lalu.
Selain launching beras lokal Mahakam Ulu, dalam kesempatan yang sama Pemkab Mahakam Ulu juga memamerkan hasil produk pertanian masyarakat binaan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mahulu.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Mahakam Ulu Bonafasius Belawan Geh mengatakan, peluncuran produksi beras lokal ini merupakan upaya dalam meningkatkan ketahanan pangan.
“Program ketahanan pangan di Kabupaten Mahulu seperti adanya program tanam padi ladang menetap. Lewat program ini, warga petani diberi stimulan untuk membuka ladang dan menanam padi secara menetap,” jelasnya.
Pemkab Mahulu Dorong Ketahanan Pangan Melalui Bantuan Stimulan
Ia menambahkan, program lainnya yang pemerintah berikan yakni bantuan stimulan untuk pembukaan ladang. Dalam hal ini, pemerintah tidak hanya memberikan stimulan, namun juga pembinaan. Sekaligus berbagai bantuan, seperti pupuk, benih dan pemasarannya melalui pengemasan beras lokal.
“Adapun tiga bentuk kemasan produk beras lokal tersebut, yakni Beras Padi Gunung kemasan 5 kg dan Padi Gunung 10 kg, beras Mayas khas Mahakam Ulu, “ sambungnya.
Ketiga beras lokal tersebut, merupakan hasil pertanian murni lokal. Terobosan itu secara tidak langsung menjadi solusi untuk melindungi petani di Mahulu ketika harga padi jatuh saat panen. Menurutnya, ini adalah sebuah antisipasi yang tepat.
Dengan adanya pengemasan beras lokal ini akan lebih memudahkan dalam pemasaran. Hanya saja yang masih menjadi kendala adalah tingginya biaya produksi, sehingga memengaruhi harga beras lokal.
“Ini yang sedang kami pikirkan untuk mencarikan solusi, bagaimana mengurangi biaya produksi petani. Misalnya, memperpendek jarak tempuh dengan memperbaiki infrastruktur jalan dan lainnya,” pungkasnya. (*/pt/adv/diskominfokaltim)
Penulis: Pewarta
Editor: Devi Nila Sari