Festival Tanjong Penajo diharapkan menjadi langkah awal promosi budaya PPU yang membanggakan, baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kaltim.akurasi.id, PPU – Untuk pertama kalinya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar Festival Tanjong Penajo, yang berlangsung selama tiga hari, dari 29 hingga 31 Oktober 2024.
Festival yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) ini menjadi langkah awal untuk mempromosikan dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada masyarakat luas.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar PPU, Christian Nur menyampaikan, penyelenggaraan festival ini bukanlah hal yang mudah. Mengingat festival ini telah diupayakan sejak tiga tahun lalu.
“Festival ini awalnya sudah direncanakan dalam beberapa tahun terakhir. Namun selalu terkendala pada aspek penganggaran di APBD. Kami sudah mencoba tiga kali memasukkannya dalam anggaran, namun baru tahun ini berhasil terlaksana,” kata dia.
Perubahan Alokasi Dana Kendala Pelaksanaan Festival Tanjong Penajo
Christian mengungkapkan, alah satu kendala yang dihadapi dalam perencanaan adalah alokasi anggaran yang sering mengalami penyesuaian atau rasionalisasi. Terutama ketika terjadi pengurangan dana dari pemerintah pusat.
Pada 2021 misalnya, anggaran untuk festival sempat diusulkan namun terpaksa dikurangi akibat kebijakan rasionalisasi anggaran. Setelah melalui beberapa upaya, tahun ini festival tersebut akhirnya mendapat alokasi dana sebesar 300 juta rupiah, dengan 55 juta di antaranya digunakan untuk pembinaan para peserta.
Meskipun anggaran yang tersedia tidak cukup besar, Disbudpar tetap optimis dengan kemeriahan yang dapat ditampilkan. Dalam rencana awal, festival ini tidak hanya menggelar lomba tari tradisional. Tetapi juga dirancang sebagai pekan kebudayaan daerah yang dapat mempertemukan berbagai budaya dari seluruh penjuru Kalimantan Timur.
“Rencananya, festival ini tidak hanya sebatas lomba tari, tetapi juga akan menyajikan olahraga tradisional, permainan rakyat, dan kuliner khas dari berbagai daerah di Kalimantan Timur. Seperti permainan gasing, lomba gerobak sodor, memanah, sumpit, serta kuliner khas seperti purut dan lemang,” jelasnya.
Festival Tanjong Penajo Diharapkan jadi Festival Tahunan
Untuk itu, dia berharap, festival ini menjadi cikal bakal bagi acara serupa di masa depan yang lebih besar dan melibatkan lebih banyak elemen budaya. Juga dapat menjadi acara tahunan yang lebih meriah, seiring dengan bertambahnya dukungan dari pemerintah pusat maupun swasta.
“Kami berharap di masa mendatang, Festival Tanjong Penajo bisa menjadi ajang kebanggaan yang mampu menarik wisatawan, tidak hanya dari Kalimantan Timur, tetapi juga dari seluruh Indonesia,” harapnya.
Lebih lanjut, Christian menjelaskan makna dari nama, “Tanjong Penajo,” yakni memiliki makna khusus yang mencerminkan identitas masyarakat pesisir Penajam.
“Tanjung” berarti pesisir, sementara “Penajo” berasal dari kata yang sering digunakan oleh masyarakat suku Sama Bajo, komunitas pesisir yang tinggal di wilayah Penajam. Istilah “Penajo” sering digunakan dalam percakapan sehari-hari oleh komunitas tersebut untuk menyebut daerah yang mereka huni,” terangnya. (Adv/diskominfoppu/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari