Dengan penerapan Kurikulum Merdeka dan P5, Novita berharap siswa di SDN 001 Bontang Selatan dapat mengembangkan kemampuan akademik sekaligus membangun karakter yang kuat sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – SDN Negeri 001 Bontang Selatan kini resmi menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di seluruh jenjang kelas, mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, pada tahun ajaran ini.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum nasional yang ditetapkan melalui Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Kepala SDN 001 Bontang Selatan, Novita Susyati, mengungkapkan bahwa kebijakan ini diambil setelah selama dua tahun terakhir kurikulum tersebut diuji coba secara bertahap, yakni hanya di beberapa kelas.
“Untuk tahun ajaran ini, semua jenjang sudah melaksanakan IKM. Dua tahun sebelumnya, baru kelas 1 dan 4 yang menerapkan, kemudian tahun berikutnya kelas 2 dan 5. Sekarang, seluruh kelas 1 sampai 6 sudah menggunakan kurikulum ini,” ujar Novita kepada Akurasi.id, Jumat (15/11/2024).
Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberi lebih banyak kebebasan kepada guru dan siswa dalam mengembangkan pembelajaran yang relevan dan kontekstual. Salah satu bagian penting dalam kurikulum ini adalah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang menjadi fokus utama dalam membentuk karakter siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Kata Novita, P5 sendiri mencakup 20 hingga 30 persen dari jam belajar. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang tidak memiliki komponen P5, saat ini ini ada pembagian antara pembelajaran intra, seperti Matematika, Agama, Bahasa Indonesia, dan sebagainya, dengan P5.
“Sementara pelajaran akademik tetap diberikan, P5 hadir untuk memberikan pengalaman proyek yang memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa,” jelas Novita.
Novita menjelaskan, dalam Kurikulum Merdeka, ada pembagian tiga fase belajar, yaitu Fase A untuk kelas 1 dan 2, Fase B untuk kelas 3 dan 4, serta Fase C untuk kelas 5 dan 6. Pembagian ini memungkinkan pengajaran yang lebih terarah sesuai perkembangan usia anak dan kebutuhan mereka di setiap jenjang pendidikan.
Sebagai sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, kata dia, pihaknya menekankan pentingnya kerja sama antara guru dan siswa dalam menentukan kebutuhan pembelajaran.
“Di awal tahun ajaran, kami mengadakan pertemuan untuk setiap komunitas belajar, di mana guru-guru duduk bersama untuk berdiskusi dan merancang tema proyek yang relevan,” ujar Novita
“Kami juga melakukan pendekatan langsung kepada siswa, menanyakan kebutuhan mereka, dan dari hasil diskusi ini, kami mencocokkan dengan visi dan misi sekolah,” tambahnya.
Novita menuturkan, proses penentuan tema proyek ini tidak hanya melibatkan guru dan siswa, tetapi juga orang tua. sehingga tercipta kolaborasi dalam menentukan elemen-elemen yang akan membentuk kepribadian siswa.
Pihaknya juga menerima masukan dari semua pihak, termasuk orang tua dan siswa. Di setiap kelas, guru juga berbagi pengalaman dan kebutuhan masing-masing.
“Kami berusaha untuk memastikan bahwa setiap tema dan proyek yang diusung memiliki relevansi dengan kehidupan mereka sehari-hari serta nilai-nilai Pancasila yang ingin ditanamkan,” tuturnya.
Dengan penerapan Kurikulum Merdeka dan P5, Novita berharap siswa di SDN 001 Bontang Selatan dapat mengembangkan kemampuan akademik sekaligus membangun karakter yang kuat sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
“Kami ingin agar siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik, berwawasan kebangsaan, dan memiliki nilai-nilai Pancasila yang kuat dalam diri mereka,” pungkasnya. (adv/disdikbudbontang/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi