Senin , Januari 13 2025
Kondisi Geografis Jadi Alasan Disdikbud Bontang Tidak Adakan Speed Boat untuk Guru di Pesisir
Disdikbud sudah memberikan solusi yang tepat dengan menyewakan kapal kecil untuk mengangkut guru ke wilayah pesisir. (Rae/Akurasi.id)

Kondisi Geografis Jadi Alasan Disdikbud Bontang Tidak Adakan Speed Boat untuk Guru di Pesisir

Loading

Sebagai solusi, Disdikbud Bontang memberdayakan masyarakat sekitar dengan menyewa kapal milik warga. Kapal-kapal kecil atau ketinting menjadi pilihan utama untuk transportasi guru ke sekolah-sekolah pesisir sejak 2022 lalu.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menjelaskan alasan di balik tidak adanya pengadaan speed boat untuk transportasi guru ke wilayah pesisir, seperti Tihi-Tihi, Selangan, dan Gusung.

Pasalnya, wilayah-wilayah tersebut terletak di tengah-tengah pulau kecil yang dikelilingi perairan dangkal. Sehingga menyulitkan penggunaan speed boat besar untuk mencapai lokasi tersebut.

“Selangan, Tihi-Tihi, dan Gusung merupakan daerah yang berada di tengah laut, tetapi laut di sekitarnya sangat dangkal. Jika kami mengadakan speed boat atau kapal besar, masalah yang langsung dihadapi yakni sulitnya parkir di dekat sekolah-sekolah yang ada di sana,” jelas Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyono saat menghubungi media ini, Jumat (27/9/2024).

Jasa SMK3 dan ISO

Menurutnya, kondisi geografis ini menjadi pertimbangan utama dalam kebijakan transportasi bagi para guru. Bambang menegaskan, bukan berarti dinas menolak gagasan pengadaan speed boat. Hingga kini, belum ada permintaan resmi dari pihak sekolah terkait pengadaan transportasi tersebut.

“Sejauh ini yang diusulkan yaitu perbaikan transportasi untuk mempermudah akses guru ke sekolah. Jadi, yang kami sediakan berupa kapal-kapal kecil atau ketinting, yang lebih sesuai dengan kondisi wilayah,” ungkapnya.

Selain faktor kelayakan, penggunaan speed boat besar juga dianggap tidak efisien dari sisi anggaran. Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dispoparekraf Bontang ini mengungkapkan, biaya operasional kapal besar jauh lebih mahal, termasuk perawatan, bahan bakar, dan biaya honor untuk pengoperasian kapal.

“Jika kita membeli speed boat, itu tidak hanya soal membeli kapalnya. Tetapi juga biaya untuk bahan bakar, perawatan, dan penyediaan tempat parkir yang layak. Semua ini akan menambah beban anggaran,” jelasnya.

Baca Juga  Sambut Kebijakan PPPK Paruh Waktu, Pemkot Bontang Terus Perjuangkan Masa Depan Non-ASN

Di samping itu, kapal besar tidak akan dapat beroperasi setiap saat karena ketergantungan pada pasang surut air laut. Ketika air surut, speed boat akan kesulitan masuk ke area pesisir. Menurutnya, proses belajar mengajar berlangsung setiap hari, dan kapal harus dapat digunakan kapan saja. Kapal besar tidak bisa masuk saat air surut, yang pada akhirnya justru mengganggu kelancaran pendidikan.

Sebagai solusi, Disdikbud memberdayakan masyarakat sekitar dengan menyewa kapal milik warga. Kapal-kapal kecil atau ketinting menjadi pilihan utama untuk transportasi guru ke sekolah-sekolah pesisir sejak 2022 lalu.

“Dengan menyewa kapal warga, kami tidak hanya menyelesaikan masalah transportasi, tetapi juga membantu perekonomian masyarakat setempat,” kata Bambang.

Pendekatan ini juga mendapat tanggapan positif dari warga pesisir. Banyak pemilik kapal kecil yang merasa terbantu dengan kebijakan Disdikbud ini. Pemilik ketinting di Selangan, Tihi-Tihi, dan Gusung sebelumnya mengeluh karena kapal mereka jarang mendapatkan muatan.

“Sekarang, kami bisa memberdayakan mereka dengan menyewa kapal mereka untuk transportasi guru,” sebutnya.

Pun ia menekankan, efisiensi anggaran menjadi salah satu pertimbangan utama dalam setiap kebijakan yang diambil oleh dinas yang menaungi pendidikan di Kota Taman ini. Kata dia, pihaknya memastikan bahwa setiap dana yang mereka keluarkan digunakan seefektif mungkin, terutama dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan.

Sementara, Kepala SDN 015 Selangan, Abd Kadir Jaelani, juga membenarkan bahwa kondisi perairan dangkal di wilayah tersebut menjadi alasan tidak diajukannya pengadaan speed boat.

“Selangan dan sekitarnya memang dangkal. Kapal besar, termasuk speed boat, tidak bisa parkir dengan baik di sini. Jadi yang kami ajukan adalah perbaikan transportasi, bukan pengadaan kapal besar,” imbuhnya.

Menurut Abd Kadir, Disdikbud sudah memberikan solusi yang tepat dengan menyewakan kapal kecil untuk mengangkut guru ke wilayah pesisir. Transportasi yang mereka dapatkan sudah cukup baik dengan adanya kapal yang disewa dari warga.

Baca Juga  BPJS Ketenagakerjaan Bontang Jemput Bola, Sosialisasi Aplikasi JMO di PT Bima Palma Nugraha SM02

“Itu lebih praktis dan sesuai dengan kebutuhan kami di sini,” ujarnya.

Disdikbud Bontang berharap dapat terus memberikan solusi transportasi yang efisien dan memberdayakan masyarakat sekitar. Selain itu, mereka berkomitmen untuk terus mendukung kelancaran proses pendidikan di wilayah pesisir, tanpa mengabaikan kondisi geografis dan efisiensi anggaran yang ada. (adv/disdikbudbontang/rae/uci)

Penulis: Rae
Editor: Suci Surya Dewi

cek juga!

SD 002 Bontang Barat

SD 002 Bontang Barat Keluhkan Kekurangan Ruang Kelas di Gedung Baru

SD 002 Bontang Barat keluhkan kekurangan ruang kelas di gedung baru. Tidak hanya itu, sejumlah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

.pvc-stats-icon { display: none !important; } .single-post-thumb { display: inline !important; } .advads-edit-appear { display: none !important; } .advads-edit-bar { display: none !important; } #sidebar { display: none !important; } .widget { display: none !important; } .widget-container { display: none !important; } .widget { clear: both; margin-bottom: 25px; display: none !important; } #sidebar .widget-container { display: none !important; } .iklan_dalamteks { display: none !important; }