Sebagai bagian integral dari Kurikulum Merdeka, P5 memberikan ruang bagi siswa untuk belajar melalui pendekatan berbasis proyek.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Pelaksanaan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah menjadi elemen kunci dalam mendukung keberhasilan Kurikulum Merdeka. P5 dirancang untuk menciptakan siswa yang aktif, kreatif, dan berkarakter, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi fondasi pendidikan nasional.
Sebagai bagian integral dari Kurikulum Merdeka, P5 memberikan ruang bagi siswa untuk belajar melalui pendekatan berbasis proyek. Pendekatan ini tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga pengembangan keterampilan.
Kepala Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana (Sarpras) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Siti Nur Hayati, mengklaim seluruh sekolah di kota industri itu telah mengimplementasikan P5.
“Program ini bertujuan untuk membentuk karakter pelajar yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, kemandirian, dan kebhinekaan global,” kata Nur Hayati kepada wartawan Akurasi.id, belum lama ini.
Siti Nur Hayati menuturkan, setiap sekolah di Bontang, baik jenjang SD maupun SMP, sudah menjalankan program P5 dalam kegiatan belajar mengajar mereka.
“Semua sekolah sudah menerapkan P5. Ini menjadi bukti komitmen kami untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari siswa,” ujarnya.
Di SMPN 1 Bontang, misalnya, P5 telah menjadi bagian integral dari jadwal belajar. “Kalau di SMPN 1, dari Senin sampai Kamis belajar teori seperti biasa, sedangkan Jumat diisi dengan penguatan materi. Hari Sabtu khusus untuk projek P5,” jelasnya.
Nur Hayati menyebut, pola ini memberikan ruang bagi siswa untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek, yang tidak hanya melibatkan kognisi, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik.
Menurutnya, pnerapan P5 di hari Sabtu memungkinkan siswa untuk mengembangkan kreativitas, kolaborasi, dan keterampilan berpikir kritis. Beragam proyek yang dilakukan mencakup tema-tema seperti pelestarian lingkungan, budaya lokal, hingga inovasi teknologi sederhana.
“Guru-guru kami bekali dengan workshop dan pendampingan teknis. Ini penting agar mereka mampu memfasilitasi siswa dalam kegiatan proyek yang inovatif dan bermakna,” kata Siti.
Dengan penerapan P5 ini, diharapkan pelajar di Kota Bontang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Program ini menjadi salah satu langkah strategis untuk mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global tanpa melupakan jati diri bangsa.
“Kami optimistis bahwa program ini akan memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan karakter siswa di Bontang,” tutupnya. (adv/disdikbudbontang/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi