Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik dorong swasembada pangan melalui pertanian modern. Hal ini bisa ditularkan melalui jalur pendidikan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Samarinda mendadak semarak dengan nuansa agraris. Di tengah hiruk pikuk kota, Green House SMA 14 menjadi pusat perhatian. Pasalnya, sekolah ini baru saja menggelar panen raya melon Apollo, sebuah varietas melon unggul.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, Selasa (12/11/2024).
Akmal Malik menyoroti permasalahan inflasi yang tengah melanda Kaltim. Ia berpendapat, bahwa salah satu penyebabnya adalah ketergantungan daerah terhadap pasokan pangan dari luar daerah.
“Kita memang melihat inflasi di Kaltim tinggi. Kenapa? Karena kita melihat distribusi kebutuhan kita dari luar semua,” tuturnya.
Namun, Akmal Malik optimis bahwa Kaltim mampu mengatasi masalah ini. Ia meyakini, bahwa potensi pertanian di Kaltim sangat besar, meskipun kondisi tanahnya tidak sepenuhnya ideal.
“Pertanyaannya apakah Kaltim tidak mampu memproduksi sendiri? Bisa. Memang kita sadar tanah kita tidak bagus tapi bisa menggunakan pendekatan pertanian modern,” tegasnya.
Pemprov Kaltim Gencar Sosialisasi Pertanian Modern
Untuk mewujudkan swasembada pangan, pemerintah daerah gencar melakukan sosialisasi dan pelatihan pertanian modern kepada masyarakat, terutama generasi muda. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran pertanian.
“Kenapa di sekolah? Karena kita bisa menularkan ini lewat pendidikan. Makanya percontohan itu sangat penting,” jelasnya.
Program budidaya melon di SMA 14 menjadi salah satu contoh nyata keberhasilan penerapan pertanian modern di sekolah. Akmal Malik berharap, program serupa dapat dikembangkan di sekolah-sekolah lain di Kaltim.
“Pertanian modern sudah ada di beberapa titik seperti di Berau, dan akan kita tingkatkan terus. Yakinkan mereka bisa menanam. Akan ditanamkan ke sekolah SMA SMK,” ungkapnya.
Pj Gubernur Kaltim meyakini, bahwa dengan membudayakan minat bertani sejak dini, generasi muda akan lebih peduli terhadap ketahanan pangan daerah.
“Kita harap memunculkan penasaran penasaran kuncinya pendidikan itu memunculkan penasaran,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari