Kaltim Akurasi Info Berita Kaltim Terkini Hari Ini
Dalam penerapan sistem blok ini, kegiatan P5 di SDN 001 Bontang Selatan dirancang dengan berbagai aktivitas yang mengasah kreativitas dan gotong royong siswa.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Untuk memudahkan penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), SDN 001 Bontang Selatan gunakan metode sistem blok. Pendekatan ini dianggap sebagai langkah baru yang mampu meningkatkan kreativitas dan kolaborasi siswa melalui kegiatan terfokus selama periode tertentu.
Kepala SDN 001 Bontang Selatan, Novita Susyati mengatakan, sistem blok ini dijalankan dengan memusatkan kegiatan P5 selama tiga minggu penuh. Munurutnya, dalam kurikulum, sebenarnya diperbolehkan untuk membagi waktu P5 per minggu.
“Seperti 7 jam setiap hari Rabu atau Sabtu. Namun, kami mencoba sesuatu yang baru. Di sekolah kami, P5 dilakukan dalam tiga minggu penuh, sehingga siswa dan guru dapat lebih fokus,” ujar Novita Susyati kepada Akurasi.id, belum lama ini.
Novita Susyati menjelaskan, metode ini memungkinkan siswa benar-benar mendalami kegiatan P5 tanpa terganggu oleh pembelajaran intrakurikuler lainnya. Sebelum periode P5 dimulai, pembelajaran intrakurikuler seperti Matematika dan Bahasa Indonesia berlangsung seperti biasa.
“Ketika memasuki bulan Oktober dan November, seluruh waktu pembelajaran dikhususkan untuk P5,” jelasnya.
Dalam penerapan sistem blok ini, kegiatan P5 dirancang dengan berbagai aktivitas yang mengasah kreativitas dan gotong royong siswa. Guru-guru di sekolah ini bekerja sama menyusun modul ajar yang mencakup 18 aktivitas untuk setiap fase pembelajaran.
“Misalnya, di fase C, fokusnya adalah kreativitas dan gotong royong. Jadi, guru-guru merancang aktivitas yang mendukung pembentukan karakter ini. Contohnya, hari ini siswa belajar mengolah tahu, besok mereka membuat kliping tentang usaha tahu. Anak-anak bekerja sama dan menunjukkan kreativitas mereka dalam setiap kegiatan,” terangnya.
Dia menyebut, salah satu keunggulan dari sistem blok ini adalah kolaborasi antara guru kelas dan guru bidang studi dalam menyusun modul ajar. Mereka bersama-sama menentukan elemen yang ingin dicapai dan aktivitas yang mendukungnya.
“Sebelum kegiatan dimulai, kami mengadakan pertemuan komunitas belajar untuk menyusun modul ajar. Saya sendiri mengawasi proses penyusunan tersebut. Jika ada yang tidak sesuai dengan elemen yang dipilih, saya meminta revisi. Alhamdulillah, sampai hari ini semua modul sudah memenuhi target,” sebutnya. (adv/disdikbudbontang/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi
