Kaltim.akurasi.id, Jakarta – Upaya PT Trubaindo Coal Mining (TCM), anak usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM), dalam melestarikan tradisi Sarut Dayak Benuaq berbuah manis. Perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Kalimantan Timur itu dianugerahi Subroto Award 2025 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Penghargaan tersebut diberikan pada malam puncak Subroto Award di Jakarta, Jumat (24/10/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-80. Dalam ajang bergengsi ini, TCM menjadi satu dari enam perusahaan tambang batubara yang meraih penghargaan untuk Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Kategori Sosial Budaya Terinovatif.
Sebanyak 145 perusahaan pemegang IUP/IUPK di Indonesia ikut dinilai dalam kategori tersebut. TCM dinilai unggul karena berhasil menjalankan program PPM berbasis Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2024, yang memadukan pelestarian budaya lokal, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pemanfaatan teknologi untuk memasarkan produk-produk tradisional berbasis budaya Sarut.
Subroto Award sendiri merupakan apresiasi tertinggi dari Kementerian ESDM bagi pihak-pihak yang berkontribusi signifikan dalam kemajuan sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia. Proses penilaiannya meliputi seleksi administratif, evaluasi substansi teknis program PPM, presentasi, hingga verifikasi lapangan.
Dalam sambutannya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku usaha yang telah mendukung kinerja positif sektor energi nasional selama satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga
“Semua capaian baik itu tidak mungkin terwujud tanpa dukungan para pelaku usaha. Untuk itu, saya sampaikan dari lubuk hati yang terdalam, terima kasih atas kontribusi Bapak-Ibu,” ujar Bahlil.
Sementara itu, Direktur Utama ITM, Mulianto, yang hadir langsung menerima penghargaan tersebut, menyebut capaian ini sebagai bukti nyata sinergi antara perusahaan dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sosial budaya di wilayah operasional.
“Kami percaya, keberhasilan pelestarian budaya lokal seperti Sarut Dayak Benuaq adalah bagian penting dari keberlanjutan sosial yang harus berjalan seiring dengan kinerja lingkungan dan ekonomi. Program ini mencerminkan nilai-nilai yang kami junjung tinggi di seluruh anak usaha ITM untuk membangun harmoni antara bisnis dan masyarakat,” tutur Mulianto. (*)
Baca Juga
Penulis/Editor: Redaksi Akurasi.id