Dalam menghadapi tantangan global pendidikan, Saparudin menyebut harus direspon dengan strategi penguatan sistem pendidikan melalui 4 pilar.
Kaltim.akurasi.id,Bontang – Pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dalam mempersiapkan generasi muda menyongsong masa depan. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bontang, Saparudin, mengungkapkan, terdapat enam tantangan utama yang berdampak langsung pada sistem pendidikan di Indonesia termasuk Bontang.
Tantangan tersebut antara lain mencakup perkembangan etika global, peran organisasi internasional, dinamika demokrasi dunia, perubahan sektor lapangan kerja, kemajuan teknologi, dan adaptasi pendidikan terhadap perubahan ini.
Menurut dia, tantangan global ini harus direspon dengan strategi pendidikan yang tepat agar generasi muda Indonesia siap menghadapi perubahan yang cepat dan dinamis.
“Penting bagi kita untuk merespon tantangan ini dengan empat pilar pembangunan pendidikan,” paparnya kepada media ini, Selasa (12/11/2024).
Pilar pertama adalah akses pendidikan berkeadilan, yang memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta, dalam membantu menyediakan pendidikan berkualitas yang dapat diakses oleh seluruh anak di Indonesia.
Dukungan ini dianggap penting untuk memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal dalam mendapatkan hak pendidikan mereka.
Selanjutnya, pilar kedua, yaitu pendidikan holistik dan konseptual. Pilar ini menekankan pada pentingnya membekali siswa dengan kemampuan adaptif, pemikiran kritis, dan keterampilan praktis agar mereka dapat menghadapi tantangan global. Menurutnya, pendidikan harus mencetak individu yang mandiri, kreatif, dan siap menghadapi perubahan dunia yang begitu cepat.
Pilar ketiga, yakni relevansi pendidikan dengan tujuan pembangunan nasional. Pilar tersebut bertujuan untuk mempersiapkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi serta dapat berkontribusi dalam pembangunan nasional.
“Pendidikan harus relevan dengan kebutuhan zaman, sehingga lulusan kita siap bersaing di dunia kerja,” ujarnya.
Pilar terakhir adalah kemitraan pendidikan antara pemerintah dan swasta, yang menekankan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Menurut Saparudin, sinergi ini diperlukan untuk memperkuat sistem pendidikan dan mencetak generasi yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Selain itu, dikatakannya, tantangan global juga membawa tuntutan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. Teknologi yang terus berkembang menjadi salah satu faktor yang mempercepat perubahan tersebut. Pendidikan harus dapat membekali siswa dengan keterampilan teknologi agar mereka tidak tertinggal.
Dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta, Saparudin berharap sistem pendidikan di Indonesia semakin kuat dan mampu melahirkan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global.
“Kerjasama ini bukan hanya untuk kepentingan pendidikan semata, tapi juga untuk masa depan bangsa,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan harapannya agar setiap pilar pendidikan yang diterapkan bisa berjalan efektif di semua daerah, termasuk di Bontang, untuk mendukung visi besar Indonesia menuju tahun 2045. (adv/disdikbudbontang/rae/uci)
Penulis: Rae
Editor: Suci Surya Dewi