Warga Samarinda mengeluhkan air PDAM yang keruh dan berwarna cokelat. Meski tarif tetap berjalan, kualitas air justru menurun. PDAM mengakui kesulitan mengolah air baku akibat faktor alam.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Warga Kota Tepian mengeluhkan kualitas air PDAM yang mengalir ke rumah mereka. Pasalnya, air yang diterima masyarakat berwarna cokelat dan keruh.
“Air yang keluar warnanya cokelat,” ujar salah seorang warga Jalan Teuku Umar, Sungai Kunjang, Samarinda, yang enggan disebutkan namanya, Selasa (18/2/2025).
Keluhan serupa juga disampaikan Henry, warga Jalan Juanda, Samarinda Ulu. Ia mengungkapkan bahwa air di rumahnya juga berwarna cokelat, meskipun sudah menggunakan saringan. Bahkan, ia baru saja menguras bak mandi, namun air tetap kotor.
Menanggapi hal ini, Humas Perumdam Tirta Kencana Kota Samarinda, Khaidir Fadly, meminta maaf kepada masyarakat atas kondisi tersebut.
“Saat ini, kualitas air baku di Sungai Mahakam menurun karena minimnya curah hujan, khususnya di daerah hulu,” jelasnya.
Akibat kondisi ini, air baku menjadi berwarna kemerahan atau dikenal dengan istilah bangai, sehingga lebih sulit diolah.
Meski demikian, Khaidir memastikan pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas air agar tetap memenuhi standar. Salah satunya dengan menambahkan bahan kimia dalam proses pengolahan.
“Tidak hanya itu, ada beberapa upaya lain yang kami lakukan dalam proses produksi. Semoga dengan langkah-langkah ini, aliran air dapat kembali normal dengan kualitas yang memenuhi standar,” tambahnya.
Sebagai informasi, air bersih yang memenuhi standar harus aman secara kimiawi dan mikrobiologi, tidak berbau, berwarna, atau memiliki rasa yang tidak sedap. Selain itu, air harus memiliki pH seimbang serta bebas dari zat radioaktif, logam berat, dan zat organik berbahaya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id