Rabu , Januari 22 2025
Ilustrasi Dampak Kecanduan Pornografi Pada Anak.
Ilustrasi Dampak Kecanduan Pornografi Pada Anak.

Bahaya! Ini Dampak Kecanduan Pornografi Pada Anak

Loading

Dampak Kecanduan Pornografi Pada Anak Jauh Lebih Kompleks dan Merusak Daripada yang Banyak Orang Sadari.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Bahaya dan dampak kecanduan pornografi pada anak dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka. Oleh karena itu, orang tua, guru, dan elemen masyarakat lainnya perlu melakukan tindakan pencegahan dan mengatasi masalah tersebut.

Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi, pornografi diartikan sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Dosen program studi psikologi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Ayunda Ramadhani mengatakan, dampak pornografi pada anak-anak jauh lebih kompleks dan merusak daripada yang banyak orang sadari.

Ayunda Ramadhani menjelaskan, kecanduan pornografi dapat dimulai dari konsumsi konten pornografi yang berulang. Ketika anak-anak mengkonsumsi konten pornografi, otak mereka akan distimulasi untuk melepaskan hormon dopamin, yang membuat mereka merasa senang dan bahagia.

Jasa SMK3 dan ISO

“Kesenangan ini mendorong mereka untuk mengulangi perilaku tersebut, dan akhirnya bisa menyebabkan kecanduan,” jelasnya.

Wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Himpsi Kaltim itu menuturkan, anak-anak sangat rentan terhadap kecanduan ini karena sifat mereka yang mudah meniru apa yang mereka lihat.

“Itu bagian Pre Frontal Corteks (PFC) belum berkembang sempurna, sehingga mereka belum tahu ini perilaku yang boleh atau enggak boleh,” tambahnya.

PFC pada anak-anak, yang merupakan bagian otak yang bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan dan kontrol impuls.

Dalam menghadapi anak yang telah terpapar konten pornografi, Ayunda menekankan pentingnya peran orang tua. Menurutnya, orang tua harus bersikap tenang ketika mengetahui anak mereka mengakses konten pornografi. Untuk itu, pentingnya menjaga komunikasi dengan baik. Seperti, orang tua mengajak anak berdialog, terutama bagi anak usia remaja dan SMP juga SMA.

Baca Juga  SD 002 Bontang Barat Keluhkan Kekurangan Ruang Kelas di Gedung Baru

“Penting sekali memberikan pemahaman tentang risiko-risiko yang terkait dengan mengakses konten pornografi, seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual. Namun, untuk anak usia SD, pendekatannya harus berbeda. Mereka harus dialihkan dengan kegiatan fisik yang positif untuk menghindarkan mereka dari akses ke konten pornografi,” terangnya.

Ayunda juga menekankan pendekatan yang dilakukan oleh orang tua harus disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin anak. “Jika yang terpapar adalah anak laki-laki, akan lebih baik jika ayahnya yang berbicara dengan mereka. Begitu pula jika yang terpapar adalah anak perempuan, ibunya yang sebaiknya mendampingi. Hal ini untuk memastikan anak merasa nyaman dan terbuka dalam pembicaraan tersebut,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

cek juga!

Lingkungan Kaltim

Unmul Cetak Ahli Lingkungan, Dukung Pembangunan Berkelanjutan di Kaltim

Di tengah geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Universitas Mulawarman (Unmul) mengambil langkah strategis dengan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

.pvc-stats-icon { display: none !important; } .single-post-thumb { display: inline !important; } .advads-edit-appear { display: none !important; } .advads-edit-bar { display: none !important; } #sidebar { display: none !important; } .widget { display: none !important; } .widget-container { display: none !important; } .widget { clear: both; margin-bottom: 25px; display: none !important; } #sidebar .widget-container { display: none !important; } .iklan_dalamteks { display: none !important; }