Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah membawa manfaat bagi siswa, namun memicu kekhawatiran pelaku UMKM, termasuk kantin sekolah, yang terdampak penurunan omzet.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digagas untuk meningkatkan gizi siswa sekolah. Namun, di balik manfaatnya bagi siswa, program ini menimbulkan persoalan lain, yaitu penurunan omzet pemilik kantin sekolah. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku usaha kecil di lingkungan sekolah.
Pengamat Ekonomi Universitas Mukawarman, Purwadi Purwoharsojo, menilai bahwa program MBG belum sepenuhnya siap, baik dari segi infrastruktur maupun kejelasan pelaksanaan.
“Indikator kelembagaan dan ekonomi program ini masih belum jelas. Sampai saat ini, pelaksanaan MBG baru sebatas instruksi normatif, dengan janji memberdayakan ekonomi lokal, masyarakat desa, dan UMKM,” ujar Purwadi.
Namun, ia mengkritik implementasi program yang dinilai belum menyentuh cita-cita tersebut.
“Kita belum tahu siapa yang menjadi pemasok bahan-bahan MBG. Misalnya, telurnya berasal dari mana? Sayurnya dari desa mana? Dagingnya dari mana? Hal ini harus diinformasikan ke publik agar tidak menimbulkan pertanyaan dan persepsi negatif,” jelasnya.
Purwadi menyoroti dampak program MBG terhadap kantin sekolah yang selama ini menjadi sumber penghidupan banyak orang. Ia berpendapat, kantin sekolah, yang termasuk dalam kategori pelaku UMKM, seharusnya dilibatkan sebagai mitra penyedia makanan dalam program ini.
“Soal standarisasi higienitas makanan sebenarnya bisa diukur oleh para ahli. Jangan sampai kantin sekolah terpinggirkan hanya karena alasan ini,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar program MBG tidak mengulang kejadian di IKN (Ibu Kota Negara), di mana pelaku usaha lokal sulit terlibat karena terkendala sertifikasi.
“Jika tidak ditangani dengan baik, program ini berpotensi menghidupkan satu pihak tetapi mematikan pihak lain. Harus ada transparansi dan pemberdayaan ekonomi lokal yang nyata,” tegas Purwadi.
Purwadi menekankan pentingnya transparansi dalam pelaksanaan program MBG agar dapat menciptakan sinergi antara semua pihak terkait. Dengan begitu, tidak ada pihak yang merasa dirugikan, termasuk pemilik kantin sekolah dan pelaku UMKM lokal.
“Harapannya, program ini bisa memberikan dampak positif, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi perekonomian lokal secara keseluruhan,” jelasnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id