Sutomo Jabir, calon Wali Kota Bontang, soroti penurunan ekonomi kota dalam debat Pilwali 2024. Dengan PAD yang rendah dan pertumbuhan ekonomi tertinggal, ia serukan diversifikasi ekonomi dan pemberdayaan masyarakat
Samarinda, kaltim.akurasi.id – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang, Sutomo Jabir dan Nasrullah, mengkritisi kondisi ekonomi Kota Bontang yang terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disampaikan Sutomo Jabir dalam debat kedua Pilwali Bontang di Hotel Bumi Senyiur, Kota Samarinda, Rabu (20/11/2024).
Sutomo menyebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bontang pada 2024 hanya mencapai Rp245 miliar, sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota ini mencapai Rp3,3 triliun. Menurutnya, angka tersebut menunjukkan bahwa sektor usaha dan bisnis di Bontang belum mampu memberikan kontribusi maksimal untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
“Padahal, dengan kekayaan yang dimiliki, Bontang seharusnya menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan ekonomi terbaik. Namun, realitanya justru sebaliknya,” ungkapnya.
PDRB Kota Bontang pada 2023 tercatat sebesar Rp68,1 triliun, menjadikan Bontang sebagai salah satu kota terkaya di Kalimantan Timur. Namun, laju pertumbuhan ekonominya hanya 4,16 persen, jauh di bawah rata-rata provinsi Kalimantan Timur sebesar 6,7 persen dan nasional sebesar 5,05 persen.
“Secara ekonomi, Bontang menjadi beban, baik di tingkat nasional maupun provinsi,” tambahnya.
Sutomo juga menyoroti ketergantungan ekonomi Bontang pada sektor industri pengolahan, yang mencapai 80 persen. Namun, hanya sekitar 18 ribu warga yang terhubung langsung dengan sektor ini.
“Kenapa kota yang kaya ini tidak mampu menggerakkan pembangunan ekonomi berkelanjutan? Kita perlu fokus pada diversifikasi ekonomi dan mendorong investasi yang menciptakan lapangan kerja serta memberdayakan masyarakat,” tegasnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id