Jumat , Maret 29 2024
Sederet Negara Asing Berlomba-lomba Suntik Investasi di Kaltim: Singapura dan Tiongkok Bersaing Ketat
Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto saat menyampaikan realisasi investasi di Kaltim sepanjang 2022. (Dok Diskominfo Kaltim)

Sederet Negara Asing Berlomba-lomba Suntik Investasi di Kaltim: Singapura dan Tiongkok Bersaing Ketat

Loading

Banyak negara asing menaruh minat besar untuk berinvestasi di Kaltim. Di 2022 lalu, nilai investasi di Kaltim bahkan tembus sampai Rp57 triliun. Dari PMA, negara Singapura dan Tiongkok menjadi yang paling depan menaruh modal di Kaltim.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Ditetapkannya Kaltim sebagai lokasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara benar-benar membawa angin segar. Lantaran semua stakeholder ramai-ramai melirik Tanah Benua Etam, sebutan Kaltim. Terutama mereka yang ingin mengembangkan bisnisnya di Kaltim.

Magnet investasi itu tidak hanya datang dari dalam negeri. Tetapi juga dari mancanegara. Ya, sejak Kaltim ditunjuk sebagai IKN Nusantara. Sederet negara luar beramai-ramai menaruh modalnya untuk berinvestasi di Kaltim.

Berdasarkan catatan investasi yang masuk di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kaltim, setidaknya ada 28 negara yang sudah membangun komunikasi dan tertarik menaruh investasi. Bahkan dari 28 negara itu, setidaknya sudah ada sebanyak 420 proyek yang terealisasi di berbagai sektor.

Jasa SMK3 dan ISO

Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto mengungkapkan, jika ada 3 negara dengan penanam modal terbesar di Kaltim, diantaranya Singapura, RR Tiongkok, dan Malaysia. Untuk investor asal Singapura merealisasikan investasi sebesar US$ 312,22 juta atau Rp4,48 triliun. Jika dipresentasikan dari total investasi yang masuk, mencapai 24,66 persen dari total nilai investasi pada 324 proyek. 

“Sementara untuk Tiongkok, merealisasikan investasi sebesar US$ 279,05 juta. Jika dalam rupiah nilainya mencapai Rp4,00 triliun atau 22,04 persen, dari total nilai investasi pada 48 proyek,” beber Puguh saat melaksanakan konferensi pers di kantor Diskominfo Kaltim, Jumat siang, (17/2/2022).

“Sedangkan investor dari Malaysia, data kami mencatatkan, merealisasikan investasi sebesar US$ 162,65 juta atau Rp2,33 triliun. Atau 12,85 persen dari total nilai investasi pada 170 proyek,” tambahnya.

Baca Juga  Hilang Kendali, Speedboat Hantam Jembatan di Penajam

2022 Tercatat Ada 7.711 Proyek yang Masuk di Kaltim 

Lebih lanjut Puguh menjabarkan, adapun untuk Kumulatif Realisasi Investasi PMDN dan PMA (Penanaman Modal Asing) medio Januari–Desember 2022 di Kaltim, mencapai Rp57,76 triliun. Terdiri atas PMDN sebesar Rp39,59 triliun atau 68,54 persen dari total realisasi investasi.

Dari nilai investasi PMDN itu, total terdapat sebanyak 6.706 proyek. Sementara untuk PMA, nilainya mencapai Rp18,17 triliun atau 31,46 persen dari total realisasi investasi. Dari investasi itu, terdapat sebanyak 1.005 proyek yang masuk ke Kaltim.

“Jika dikomparasikan dengan target realisasi investasi tahun 2022, telah mencapai angka 106,97 persen, dengan total sebanyak 7.711 proyek,” beber pria yang sebelumnya menjabat Kepala DPMPTSP Kota Bontang ini.

Selain itu, ia memaparkan, total tenaga kerja yang terserap untuk PMDN yakni sebanyak 39.792 orang atau 68,54 persen. Yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia sebanyak 39.753 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 39 orang. 

Adapun untuk tenaga kerja yang terserap melalui PMA, yakni sebanyak 16.631 orang atau 31,46 persen. Yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia sebanyak 16.247 orang dan tenaga kerja asing sebanyak 384 orang.

“Kami akan terus mengencangkan perekonomian non migas dan batubara. Supaya kedepannya, tidak hanya sektor batubara dan migas saja yang dilirik. Tetapi ada sektor unggulan lain yang dimiliki Kaltim,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

cek juga!

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy (KEK Maloy) di Kalimantan Timur. (Istimewa)

Status KEK Maloy Terancam Dicabut, DPMPTSP Kaltim Lakukan Kajian Infrastruktur

Salah satu faktor yang menjadi penghambat investasi di KEK Maloy adalah kurangnya infrastruktur penunjang, seperti …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You cannot copy content of this page