Warga RT 12 Gunung Elai, Bontang, mengeluhkan jalan amblas dan jembatan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Keluhan mereka viral di media sosial.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Sebuah video yang diunggah warga di media sosial menjadi viral setelah memperlihatkan kondisi jalan yang amblas dan jembatan rusak di RT 12, Kelurahan Gunung Elai, Bontang.
Dalam video tersebut, terlihat tanah yang mengalami penurunan serta jembatan yang sudah tidak layak dilewati. Beberapa tiang penyangga jembatan pun tampak patah dan rusak.
Warga setempat mengeluhkan bahwa penurunan tanah tersebut terjadi akibat pengerjaan proyek pemerintah yang belum selesai. Proyek tersebut berupa pengerukan untuk perbaikan drainase di wilayah tersebut, yang hingga kini belum tuntas.
“Ini sudah tiga bulan, pemerintah belum ada datang melihat, apalagi mengerjakan. Katanya ini habis dikerok,” ujar Mastur Suriyah dalam video yang diunggah di Facebook.
Warga lainnya, Ningrum (52), mengatakan bahwa kondisi tanah yang menyebabkan jalan amblas mulai terjadi sejak adanya perbaikan siring sungai di kawasan tersebut.
Selain jalan yang ambles, jembatan yang menghubungkan permukiman juga mengalami kerusakan parah. Material kayu pada jembatan kini sudah lapuk, bahkan beberapa bagian telah patah, sehingga warga tidak dapat menggunakannya untuk beraktivitas.
“Sejak perbaikan siring di sungai, jalan itu makin parah turunnya. Dulu tidak separah ini. Jembatan tengahnya patah, perbaikannya hanya ditumpuk pasir. Sekarang sudah tidak bisa dilewati motor,” ungkap Ningrum saat ditemui pada Jumat (21/03/2025).
Saat wartawan meninjau lokasi, terlihat para pekerja mulai melakukan perbaikan dengan membongkar jalan yang rusak.
Salah satu pekerja, Winarto, mengatakan bahwa perbaikan baru dimulai hari ini dan akan diawali dengan pembuatan drainase. Setelahnya, kekosongan tanah akibat longsor akan diisi dengan material pasir serta sisa bongkaran jalan.
“Baru hari ini perbaikannya kami mulai. Setelah drainase selesai, jalan sepanjang enam meter akan disemenisasi,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Lurah Gunung Elai, Sulistyo, menjelaskan bahwa penurunan tanah di lokasi tersebut bukan disebabkan oleh pengerjaan siring sungai, melainkan karena tidak adanya saluran drainase yang membuang air dari pemukiman ke sungai.
“Akhirnya air menumpuk dan membuat tanah tergerus, berdasarkan informasi dari RT setempat. Makanya kami anggarkan perbaikannya dalam APBD murni tahun ini,” ungkapnya saat dihubungi via telepon.
Sementara itu, untuk jembatan yang rusak, Sulistyo menjelaskan bahwa kerusakan terjadi akibat banjir beberapa waktu lalu. Air bah membawa material kayu yang menghantam jembatan hingga patah.
Namun, terkait perbaikan jembatan, pihaknya belum bisa memastikan kapan akan dilakukan karena belum masuk dalam anggaran tahun ini.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPRK Bontang terkait jembatan ini. Perbaikannya ada di kewenangan mereka, sementara kami hanya mengusulkan,” jelasnya. (*)
Penulis : Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Redaksi Akurasi.id