Rabu , Januari 22 2025
Ilustrasi petani. Nilai Tukar Petani Kaltim Juni 2024 Turun 0,04 Persen. (Istimewa)
Ilustrasi petani. Nilai Tukar Petani Kaltim Juni 2024 Turun 0,04 Persen. (Istimewa)

Nilai Tukar Petani Kaltim Juni 2024 Turun 0,04 Persen

Loading

Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur Merilis Perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur mencatat terjadi penurunan Nilai Tukar Petani pada Juni 2024 jika dibandingkan dengan Mei 2024.

Nilai Tukar Petani atau biasa disingkat NTP adalah, perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani.

“NTP Kaltim sebesar 135,56 jika dibandingkan mei 2024 turun 0,04 persen,” ungkap Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur, Yusniar Juliana, di Samarinda belum lama ini.

Ia membeber penurunan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani turun. Sementara indeks harga yang harus dibayar petani meningkat.

Jasa SMK3 dan ISO

Hal ini terlihat dari indeks harga yang diterima petani sebesar 0,26 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani 0,14 persen.

Jika dirinci menurut subsektornya, maka diketahui terdapat dua subsektor yang mengalami peningkatan NTP dan tiga subsektor lainnya alami penurunan. Adapun subsektor yang meningkat yaitu hortikultura 0,61 persen dan peternakan 1,65 persen.

Selain NTP, ia pun merilis perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). Nilai NTP Kaltim pada Juni 2024 sebesar 140,78 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya tercatat 141,22 persen.

“Maka nilai NTUP juni 2024 menurun sebanyak 0,31 persen,” sambungnya.

Hal ini disebabkan karena penurunan indeks harga diterima petani sebesar 0,26 persen. Namun sebaliknya indeks yang harus dibayar yaitu biaya produksi dan penambahan barang modal di berbagai pengeluaran yang harus dikelurkan petani untuk usaha petani mengalami peningkatan sebesar 0,05 persen.

Ia pun merinci menurut subsektornya. Maka pada NTUP terdapat tiga subsektor alami peningkatan nilai dan dua lainnya menurun. Peningkatan tertinggi NTUP terdapat pada peternakan sebesar 1,57 persen, diikuti holtikultura 0,72 persen. Peningkatan NTUP juga terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,11 persen.

Baca Juga  Cekcok Dompet Berujung Cekcok Piring: Ekonomi dan KDRT Warnai Perceraian di Bontang

Apabila dibandingkan secara spasial maka nilai NTP pada regional Kalimantan maka terdapat tiga provinsi yang mengalami penurunan NTP termasuk Kaltim dengan penurunan terdalam terjadi di Kalsel.

“Sementara dua provinsi lainnya Kalteng dan Kalbar mengalami peningkatan NTP, dengan peningkatan tertinggi terjadi di Kalteng,” tandasnya.

Sebagai informasi, Salah satu kegunaan NTP adalah untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Semakin besar surplusnya, maka kesejahteraan petani juga meningkat. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id

cek juga!

Tanam Jagung

Kurangi Ketergantungan Impor, Samarinda Mulai Tanam Jagung di 12 Hektare Lahan

Samarinda mulai tanam jagung di 12 hektare lahan sebagai langkah mengurangi impor pangan. Program ini …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

.pvc-stats-icon { display: none !important; } .single-post-thumb { display: inline !important; } .advads-edit-appear { display: none !important; } .advads-edit-bar { display: none !important; } #sidebar { display: none !important; } .widget { display: none !important; } .widget-container { display: none !important; } .widget { clear: both; margin-bottom: 25px; display: none !important; } #sidebar .widget-container { display: none !important; } .iklan_dalamteks { display: none !important; }