Tiga daerah disebut sebagai kunci kemenangan Pilgub Kaltim. Kendatai demikian, suara-suara di daerah lain tak kalah pentingnya.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pertarungan pasangan calon (paslon) Isran Noor-Hadi Mulyadi dan Rudy Mas’ud-Seno Aji dinilai bakal sengit di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kaltim 2024. Lantaran kedua pasangan ini dipandang sama-sama memiliki peluang untuk memenangkan hati pemilih.
Hal ini bisa dilihat dari latar belakang masing-masing calon. Misalnya saja Rudy yang menjabat sebagai anggota DPR RI. Kemudian, Isran Noor yang merupakan mantan gubernur Kaltim. Selain itu, rentetan panjang partai politik (parpol) pengusung keduanya. Belum lagi program-program yang akan digelontorkan untuk menarik simpati masyarakat.
Pengamat Politik Unmul, Budiman Choisiah menyebut, karena masing-masing calon punya peluang yang besar di Kaltim. Menurutnya, Samarinda, Kukar, dan Balikpapan akan menjadi medan pertarungan yang menentukan kedua paslon ini bisa memenangkan kontestasi ini.
“Pertarungan bukan hanya soal popularitas atau program. Tetapi juga bagaimana calon dapat berkoalisi dan memanfaatkan dukungan dari daerah-daerah strategis,” ujar Budiman, Sabtu (17/8/2024).
Kenapa harus tiga kota ini? Budiman menjelaskan, karena tiga kota ini jangkauan pemilihnya lebih mudah, karena dekat ibu kota. Selain itu, mereka memiliki jumlah pemilih yang besar di Kaltim. Sekitar 60% pemilih di provinsi ini terkonsentrasi di ketiga wilayah tersebut, menjadikannya pusat gravitasi dalam pertempuran politik.
Kota Samarinda memiliki populasi penduduk sebanyak 861,88 jiwa (21,51%), Kukar dengan populasi sebanyak 788,11 jiwa (19,66%). Sedangkan Balikpapan dengan populasi penduduk sebanyak 738,53 jiwa (18,43%).
“Siapa yang bisa berpaket dengan calon bupati atau wali kota yang kuat di daerah-daerah ini, mereka memiliki potensi besar untuk menang,” tambahnya.
Gandeng Calon Wali Kota, Maka Dapat Basis Pendukungnya
Contohnya, Budiman menilai, posisi Andi Harun sebagai Wali Kota Samarinda memberikan keuntungan besar bagi calon yang bisa mendapatkan dukungannya. Lantaran Andi Harun memiliki basis dukungan kuat di Samarinda, dianggap sebagai sosok yang dapat menentukan arah suara di kota tepian itu sebutan lain dari Samarinda.
“Kalau kita melihat survei atau keterpilihan calon di Samarinda, siapa yang bisa menggandeng Andi Harun, maka potensi menangnya di Samarinda sangat tinggi,” kata Budiman.
Sementara itu, di Balikpapan, sosok yang memiliki pengaruh kuat adalah Rudy Mas’ud karena saat ini, basis Partai Golkar masih mendominasi di Kota Beriman itu, sebutan lain Balikpapan.
“Balikpapan itu bisa dibilang ‘milik’ Rudy Mas’ud. Karena bendera yang berkuasa di sana adalah kuning (Partai Golkar),” jelas Budiman.
Kukar menjadi daerah strategis lainnya yang juga menjadi fokus perhatian dalam pemilihan di Kaltim. Menurut Budiman, kekuatan Isran-Hadi sebagai representasi masyarakat Kutai memberikan mereka keunggulan di wilayah ini.
“Isran-Hadi mewakili masyarakat Kutai, dan jika mereka didukung oleh ‘merah’ (merujuk pada PDI Perjuangan), maka posisi mereka semakin kuat,” tutur Budiman.
Suara di Daerah-Daerah Tak Kalah Penting
Kendati demikian, daerah lain seperti Kutai Timur (Kutim), Bontang, Berau, dan Mahakam Ulu (Mahulu), dan Kutai Barat (Kubar) juga tidak boleh diabaikan.
“Wilayah-wilayah ini juga penting, terutama jika persaingan di Samarinda menjadi seimbang atau ’50-50′. Dalam kasus seperti itu, suara dari daerah-daerah lain bisa menjadi penentu,” tandasnya.
Diketahui, paslon Isran-Hadi didukung oleh hanya dua parpol, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) dengan 9 kursi dan Partai Demokrat 2 kursi di DPRD Kaltim. Hal ini mengantarkan mereka untuk kembali melenggang di pemilihan gubernur (Pilgub) Kaltim 2024 dengan total 11 kursi legislatif.
Disisi lain, paslon Rudy-Seno lebih superior dalam mendulang dukungan parpol. Dimana, pasangan ini berhasil mengumpulkan 44 kursi di DPRD Kaltim, yang terdiri dari dukungan dari Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, PKS, PKB, NasDem hingga PPP.
Kendati demikian, banyaknya dukungan dari parpol dianggap hanya sebagai pelengkap administrasi sebagai syarat untuk maju di kontestasi saja. Banyaknya dukungan dari parpol belum tentu menjamin kemenangan di pemilihan nanti.
“Siapa yang bisa rebut hati masyarakat Kaltim, dialah pemenangnya,” tutupnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari