Sejumlah warga Kaltim tidak menyoal kenaikan BBM jenis pertamax per 10 Agustus 2024. Karena dinilai hanya digunakan oleh warga tertentu.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax dari Rp13.500 menjadi Rp14.000 sejak 10 Agustus 2024, mendapat beragam reaksi dari berbagai masyarakat. Meski ada yang mengeluhkan persoalan ini, namun tak jarang ada pula yang mendukung kenaikan harga pertamax.
Seperti yang disampaikan oleh Siti (26), salah satu warga Kalimantan Timur (Kaltim) yang tinggal di Samarinda. Ia mengaku tak menyoalkan hal ini. Lantaran tak hanya terjadi di Indonesia, namun terjadi pula di negara lain
“Bahkan di Indonesia masih tergolong murah untuk naik Rp500 rupiah,” terangnya saat diwawancarai melalui seluler, Senin (12/8/2024).
Kenaikan kali ini baginya bukan persoalan baru. Ia mengatakan, pemerintah sudah sejak dulu melakukannya. Karena mengikuti harga rata-rata minyak dunia.
Ia pun menambahkan, alasan lain yang membuatnya mendukung keputusan pemerintah ini tidak menjadi masalah. Pasalnya, kata dia, pertamax hanya digunakan orang-orang tertentu saja. Sementara pemerintah sudah menyiapkan bbm bersubsidi bagi orang yang tidak mampu.
“Tinggal masyarakatnya aja lagi memilih mau pakai yang mana, dan dari pemerintah pun tidak menganjurkan pertamax ini untuk golongan orang-orang yang kurang mampu,” imbuhnya.
Kendati demikian, melihat sumber daya alam (SDA) yang melimpah di Indonesia. Ia berharap, pemerintah dapat memanfaatkan dengan baik.
“Jadi enggak harus beli dari luar lagi. Siapa tau dengan begitu harganya enggak naik-naik lagi,” harapnya.
Senada, Tio (26) pun merasa kenaikan pertamax bukan persoalan berarti baginya. Pasalnya, ia merupakan pengguna pertalite.
“Namun, saya tidak tahu apa dampaknya kepada kelas atas, apakah mereka akan menaikkan jasa-jasa mereka karena menggunakan pertamax. Tapi saya juga bukanlah pengguna ekonomi kelas atas. Jadi saya tidak tahu dampak kedepannya bagaimana,” tutupnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari