Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Samarinda menuai pro dan kontra. Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, menilai program ini masih kontroversial dan mengusulkan agar anggarannya dialihkan ke pendidikan gratis.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menimbulkan pro dan kontra, meski sudah mulai diterapkan di beberapa wilayah. Bahkan, aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia menyerukan agar anggaran program ini dialihkan ke sektor pendidikan.
Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendengar aspirasi masyarakat terkait kebijakan tersebut.
“Iya, kami sudah menerima aspirasi dari masyarakat. Mereka tidak membutuhkan makan gratis, tapi lebih memerlukan pendidikan gratis,” ujar Samri saat diwawancarai awak media di Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, belum lama ini.
Sebagai informasi, Pemkot Samarinda sudah melakukan uji coba program MBG di delapan sekolah. Yakni, TK Islam Bunayya (59 siswa), TK Salsabila (52 siswa), SDN 004 Samarinda Utara (510 siswa), SDN 003 Samarinda Utara (878 siswa), SMPN 29 Samarinda (672 siswa), SMKN 16 Samarinda (417 siswa), MTs Darussalam (157 siswa), Pesantren Darul Falah (260 siswa).
Dengan demikian, total 3.005 siswa menjadi penerima manfaat dalam uji coba program ini.
Samri mengakui bahwa program tersebut membutuhkan anggaran besar. Oleh karena itu, ia sepakat jika dana yang ada dialihkan untuk pendidikan gratis atau program lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
“Program makan gratis ini masih kontroversial,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengkritisi alokasi anggaran sebesar Rp10-Rp15 ribu per porsi makanan, mempertanyakan kecukupan gizi dalam kisaran harga tersebut.
Ia berharap program ini tidak sekadar menjadi janji politik, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kalau pemerintah mau merevisi program makan gratis, kami setuju. Anggarannya bisa dialihkan ke program lain, misalnya pendidikan gratis, yang lebih masuk akal,” jelasnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id