Polemik Tugu Pesut Samarinda yang menelan anggaran Rp1,1 miliar kembali mencuat. DPRD Samarinda mendesak transparansi untuk memastikan penggunaan dana sesuai peruntukan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pembangunan Tugu Pesut di Simpang Lembuswana, Samarinda, yang menghabiskan anggaran Rp1,1 miliar kembali menjadi sorotan publik. Polemik ini mencuat lagi setelah beberapa media nasional mengangkat isu besarnya dana yang dialokasikan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk proyek ikon baru ibu kota Provinsi Kaltim tersebut.
Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan perlunya keterbukaan informasi mengenai detail penggunaan anggaran. Ia menyebut, transparansi sangat penting untuk menjawab keraguan masyarakat.
“Tugu ini adalah siluet yang menggambarkan pesut, meski dalam bentuk abstrak. Konsep seni seperti ini sering diterapkan di kota-kota besar,” jelas Deni.
Deni juga mengungkapkan bahwa DPRD Samarinda berencana mengadakan pertemuan dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda untuk mendalami rincian anggaran. Langkah ini bertujuan memastikan alokasi dana sudah sesuai dengan peruntukannya.
“Komunikasi lebih intensif dengan pihak terkait akan dilakukan setelah masa reses. Hal ini untuk memberikan kejelasan secara terbuka kepada publik,” tambahnya.
Ia pun mengajak masyarakat melihat pembangunan Tugu Pesut ini secara objektif, baik dari perspektif seni maupun kebutuhan modernisasi kota.
“Perbedaan pendapat dalam pembangunan adalah hal yang wajar. Namun, kita harus menjadikannya sebagai langkah maju untuk Samarinda,” katanya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id