Minggu , Maret 16 2025
Deddy Corbuzier
Foto: Deddy Corbuzier. (Ist)

Siswa Mengkritik Rasa MBG, Deddy Corbuzier Balas dengan Kata Kasar

Loading

Deddy Corbuzier mengundang kontroversi setelah mengkritik seorang siswa yang mengeluhkan rasa Makanan Bergizi Gratis. Pengamat menilai pernyataannya tidak bijak dan menyakiti perasaan masyarakat.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Nama public figure Deddy Corbuzier kembali menjadi sorotan setelah dirinya melontarkan pernyataan kontroversial. Melalui akun Instagramnya, @mastercorbuzier, Ia mengomentari seorang siswa yang mengkritik rasa dari menu Makanan Bergizi Gratis (MBG). Deddy menyebut siswa tersebut dengan kata-kata yang dianggap kasar.

“Kurang enak, kurang enak, kepala lu pea,” ucap Deddy dalam video instagramnya.

Hal itupun lantas menuai banyak komentar publik. Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, Ahmad Syarif, menilai pernyataan tersebut tidak seharusnya keluar dari seorang publik figur dengan jutaan pengikut. Ia menyebut Deddy telah melukai perasaan masyarakat, terutama mereka yang menghadapi persoalan ekonomi.

“Perkataan itu tidak berdasar dan cenderung menyakitkan hati banyak orang, terutama mereka yang memahami sulitnya kondisi ekonomi,” ujar Syarif ketika dihubungi di Samarinda, Minggu (19/1/2025).

Syarif menjelaskan bahwa kondisi perekonomian di Kalimantan Timur (Kaltim) sangat berbeda dibandingkan dengan Pulau Jawa. Harga bahan pokok yang tinggi membuat anggaran Rp10 ribu per porsi untuk MBG terasa sangat minim. Menurutnya, kritik siswa terhadap rasa makanan seharusnya dipahami sebagai bagian dari evaluasi untuk memperbaiki program, bukan disikapi dengan komentar kasar.

“Keluhan siswa seperti itu wajar. Justru itu dapat menjadi masukan penting agar kualitas makanan MBG dapat ditingkatkan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Syarif menyoroti kompleksitas dalam penyediaan makanan untuk program besar seperti MBG. Ia menekankan bahwa tidak semua siswa memiliki selera atau kebutuhan yang sama. Faktor kesehatan juga menjadi aspek yang harus diperhatikan oleh penyelenggara program.

Baca Juga  Hari Pertama Jadi Wagub Kaltim, Seno Aji: Biasa Aja!

“Beberapa siswa mungkin memiliki alergi atau kondisi kesehatan tertentu yang memengaruhi selera makan mereka. Pemerintah harus lebih peka terhadap hal ini agar program benar-benar bermanfaat,” jelas Syarif.

Di tengah polemik ini, Syarif berharap kritik yang muncul terhadap MBG, baik dari siswa maupun masyarakat, dapat dijadikan pembelajaran. Baginya, kepekaan sosial dan kebijaksanaan dalam menyampaikan pendapat adalah kunci untuk membangun dialog yang konstruktif. “Figur publik semestinya menjadi teladan dalam menanggapi persoalan sosial,” ujarnya. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id

cek juga!

Security PT Badak

Gagal Naik Pangkat, Security PT Badak Ngamuk Bawa Parang

Seorang security PT Badak terluka saat berusaha mengamankan rekannya yang mengamuk dengan senjata tajam di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

.pvc-stats-icon { display: none !important; } .single-post-thumb { display: inline !important; } .advads-edit-appear { display: none !important; } .advads-edit-bar { display: none !important; } #sidebar { display: none !important; } .widget { display: none !important; } .widget-container { display: none !important; } .widget { clear: both; margin-bottom: 25px; display: none !important; } #sidebar .widget-container { display: none !important; } .iklan_dalamteks { display: none !important; }