Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Samarinda memastikan dapur umum memenuhi standar kesehatan dan kebersihan. Kualitas bahan baku segar, penggunaan alat pelindung diri (APD), serta pengelolaan lingkungan dapur yang higienis dianggap penting untuk mencegah kontaminasi dan memastikan makanan yang disajikan aman dan bergizi.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dapur umum untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digunakan untuk memasak dan mendistribusikan makanan harus memenuhi standar kesehatan serta memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
Wakil Ketua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Samarinda, Muhammad Sirajul Amin Mubarak menegaskan, untuk dapur umum program MBG di Samarinda memamg memiliki kriteria dan standarisasi khusus.
“Kalau dari aspek kesehatan, kita memastikan bahan baku yang digunakan segar. Bahkan, untuk pemasokannya, bahan baku dikirim setiap hari agar kualitasnya tetap terjaga,” Sirajul Amin
Pria dengan sapaan Sirajul Amin ini menyampaikan bahwa pihaknya memastikan semua petugas menggunakan alat pelindung diri (APD) secara disiplin. Selain itu, alur produksi juga diatur sesuai standar, di mana bahan mentah tidak melewati jalur bahan matang.
“Tempat masuk bahan mentah dan tempat bahan matang diproses itu terpisah, jadi alurnya sudah sesuai dengan standar yang berlaku,” terangnya.
Sirajul Amin menambahkan, untuk lingkungan dapur, pihaknya menyesuaikan standar yang ditentukan sehingga tetap terjaga kehigienisannya.
“Misalnya, sampah kami buang setiap hari agar tidak menginap, sehingga hama-hama tidak datang. Selain itu, pintu dan batas ruangan kami jaga ketat, seperti menggunakan kawat nyamuk agar serangga tidak masuk ke area dapur atau tempat pengemasan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sirajul Amin menjelaskan, untuk area dalam dapur umum memang tidak sembarang orang bisa masuk lantaran area tersebut khusus untuk petugas penjamah makanan yang sudah menggunakan APD lengkap.
“Bahkan saya sendiri, jika tidak memakai APD, tidak akan masuk ke area dapur. Kami menghindari potensi kontaminasi silang dari orang luar,” imbuhnya.
Dia menyebut, sebelum operasional, pihaknya mengadakan pelatihan internal untuk penjamah makanan guna menjaga kehigienisan makanan.
“Saat ini ada satu dapur yang aktif. Rencananya nanti akan bertambah, tapi kami masih melihat perkembangannya,” katanya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id