Warga Kampung Malahing mendapatkan pelatihan evakuasi bencana dari BPBD Bontang. Guna persiapan dalam menghadapi situasi darurat.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Sebagai kawasan yang berada di atas laut, penanganan potensi bencana wisata di Kampung Malahing, Bontang, agak berbeda dengan kawasan lain yang berada di darat. Hal ini terjadi lantaran potensi bencana atau situasi daruratnya juga menyesuaikan kawasan geografisnya.
Menyadari hal itu, warga Kampung Malahing belajar cara-cara evakuasi potensi bencana di atas laut. Pelatihan dan simulasi evakuasi ini diberikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang.
Ketua RT 30, Nasir mengungkapkan, latihan evakuasi ini sangat membantu warga dalam memahami prosedur evakuasi, mengingat lokasi kampung yang berada di atas laut dan rentan terhadap bencana seperti angin puting beliung serta kebakaran. Terlebih, sebagian besar rumah warga di sana berbahan dasar kayu.
“Ini sangat membantu, apalagi kalau seluruh warga bisa mengetahui cara mengevakuasi keluarganya. Hingga mengarahkan ke titik kumpul yang berada di pintu masuk utama Malahing,” ungkapnya, Sabtu (26/4/2025).
Kepala BPBD, Usman, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bontang, Eko Mashudi menjelaskan, pelatihan ini tidak hanya penting bagi warga, tetapi juga bermanfaat untuk menghadapi kedatangan wisatawan. Mengingat Kampung Malahing merupakan salah satu destinasi wisata di Bontang.
Masyarakat dan Pengunjung Harus Pahami Jalur Evakuasi di Destinasi Wisata
Ia menyebut, kemampuan warga dalam mengoordinasikan evakuasi wisatawan menjadi bagian dari upaya membangun destinasi wisata yang ramah bencana.
“Kalau ada wisatawan mereka adalah penolong pertama setelah kami datang. Hal ini sesuai dengan Sapta Pesona, bagaimana menciptakan pariwisata yang aman dan nyaman bagi pengunjung,” terangnya.
BPBD juga telah menjelaskan secara rinci, mengenai rambu-rambu jalur evakuasi hingga ke satu titik kumpul. Mereka menekankan, pentingnya pemahaman warga dan pengunjung terhadap jalur evakuasi, agar tidak sekadar menjadi pajangan semata.
Selain masyarakat, pelatihan ini turut melibatkan Karang Taruna, Pemuda Pariwisata, serta pengurus RT. Penyisiran wilayah juga diajarkan, terutama untuk mengutamakan penyelamatan terhadap orang sakit dan lansia.
“Ketika semua memahami pentingnya tidak panik ketika bencana datang, dengan koordinasi yang baik. Pasti semua akan merasa aman karena masyarakat lebih waspada,” ucapnya.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan tambahan, BPBD Bontang, telah menyiagakan kapal-kapal penyelamatan di dua pos, yaitu di Pelabuhan Tanjung Laut Indah dan Bontang Kuala.
Jika terjadi bencana di tengah laut, pos terdekat akan segera melakukan penyelamatan. Masyarakat juga diimbau untuk menghubungi layanan darurat 112 jika menghadapi situasi genting.
“Jadi, kami tetap siaga ketika ada panggilan darurat di tengah laut,” pungkasnya. (*)
Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Devi Nila Sari