Di Kaltim, KEK banyak diminati PMA. Namun terkendala infrastruktur yang kurang memadai. Oleh sebab itu, DPMPTSP meminta dukungan pemerintah pusat mengatasi kendala tersebut.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dalam mempercepat pembangunan ekonomi yang merata di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai upaya. Salah satunya membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Bukan keputusan mudah suatu daerah menerima negara asing untuk melakukan Penanaman Modal Asing (PMA). Seperti di Kutai Timur (Kutim) misalnya. KEK menjadi pilihan utama untuk berinvestasi, dikarenakan menawarkan jaminan keamanan yang kuat.
Begitulah pendapat Riawati, Kepala Bidang (Kabid) Perencanaan, Pengembangan Iklim, dan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim.
“Negara-negara ini memilih kawasan industri atau ekonomi khusus karena proses perizinan yang lebih lancar dan kepastian hukum yang tersedia di sana,” terangnya saat dikonfirmasi Akurasi.id, di Samarinda, belum lama ini.
Kata dia, investor asing tentunya ingin menanamkan modalnya ke tempat yang aman. Sebab itu, mereka mengindari daerah-daerah yang rawan konflik sosial. Selain itu regulasi perizinan juga menjadi sebuah pertimbangan untuk mereka menanamkan modalnya.
Tidak hanya itu, bahan baku pun menjadi salah satu faktor tertentu. Apalagi bagi negara yang tertarik dengan industri hilirisasi. Selanjutnya, mereka melirik infrastruktur dan ketenagakerjaan.
Oleh karena itu, DPMPTSP pun terus berupaya untuk merekatkan kerja sama agar investor mau menanamkan modalnya di Benua Etam -sebutan Kaltim-. Kendati terus memaksimalkan itu, pihaknya masih menemui beberapa kendala. Pasalnya kebanyakan dari investor menginginkan lahan yang luas untuk proyek mereka.
Baca Juga
“Sebabnya, kami berharap mendapat dukungan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan iklim investasi di Kaltim, terutama dalam bidang infrastruktur,” tutupnya. (adv/dpmptspkaltim/yed/uci)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Suci Surya Dewi
