
Puluhan warga Samarinda terancam tak dapatkan santunan ahli waris korban Covid-19. Dinsos telah menyerahkan 954 data calon penerima santunan ahli waris yang keluarganya meninggal dikarenakan Covid-19.
Akurasi.id, Samarinda – Puluhan warga Samarinda terancam tak dapatkan santunan ahli waris yang keluarganya meninggal dikarenakan Covid-19. Pasalnya, dari sekian banyak data yang disampaikan ke Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim, terdapat beberapa data bermasalah dan menjalani proses validasi ulang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Samarinda Nofiansyah mengatakan, pihaknya telah menyerahkan 954 data calon penerima santunan ahli waris yang keluarganya meninggal dikarenakan Covid-19.
Dari sekian data yang diserahkan tersebut, ternyata ada sekitar 129 data yang dianggap bermasalah karena ketidaklengkapan pemberkasan. Dikarenakan hal itu, Dinsos Samarinda pun segera menindaklanjuti.
“Kami telah menyerahkan data tersebut, semenjak penutupan 28 Oktober kemarin. Ternyata ada yang bermasalah, makanya ditindaklanjuti dan kami komunikasikan dengan Dinsos Provinsi,” kata dia, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/11/2021).
Sementara itu, Plt Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Samarinda, Hendra Irwansyah menuturkan, setelah ditindaklanjuti, dari 129 data penerima santunan yang bermasalah hanya 68 orang yang berkasnya dinyatakan clear atau rampung.
“Setelah kami konfirmasi, akhirnya berkasnya clear. Tapi sisanya belum dapat dihubungi, karena kontak yang dicantumkan dalam berkas tidak aktif, bisa jadi ada yang salah tulis. Bahkan ada yang dimatikan,” terangnya.
[irp]
Untuk saat ini, pihaknya masih mencoba mencari dan menghubungi pihak-pihak terkait demi mengkonfirmasi data yang ada. Namun, dikatakannya, ada tenggat waktu yang diberikan oleh pemprov dalam hal ini Dinsos Kaltim, sehingga ada kemungkinan puluhan orang tersebut tidak terakomodir.
“Kami sudah berusaha menghubungi yang bersangkutan. Masih ada sekitar 61 orang yang belum dapat kami hubungi. Jadi sementara 886 datanya yang beres untuk segera di-SK-kan. Kalau menunggu sisanya, kasihan juga nanti yang datanya sudah selesai terlambat di-SK,” paparnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi