Hilangnya ubur-ubur di Danau Kakaban menjadi perhatian serius. Pj Gubernur Kaltim meminta penelitian mendalam untuk mencari penyebabnya dan mencari solusi untuk menjaga kelestarian ekosistem unik ini.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Kabupaten Berau menjadi salah satu destinasi wisata kebanggaan Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satunya adalah Pulau Kakaban yang terkenal dengan ekosistem ubur-uburnya. Sayangnya hewan tersebut sempat menghilang diperkirakan pada Desember 2023 lalu.
Hal ini pun menjadi kekhawatiran Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik. Ia tidak ingin ciri khas yang menjadi kebanggaan tersebut lenyap begitu saja. Sebagai langkah antisipasi kepunahan, dirinya meminta agar dinas terkait bekerja sama dengan Universitas Mulawarman untuk melakukan penelitian.
Banyaknya pengunjung yang datang ke tempat tersebut diduga menjadi salah satu penyebab menghilangnya ubur-ubur. Lantaran, krim pelindung tubuh yang digunakan pengunjung saat berenang di daerah tersebut. Sehingga ia pun meminta agar sejumlah tempat wisata di Berau tidak lagi menggunakan pendekatan masif.
“Sudah saatnya kita mengubah pola tersebut. Alangkah lebih baik jika tempat wisata seperti Maratua dan Kakaban menjadi wisata premium,” ungkapnya di Berau, belum lama ini.
Langkah ini dinilai bisa menjaga lingkungan yang berada di sekitar tempat wisata. Pasalnya, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim tengah mengupayakan untuk membentuk sebuah destinasi wisata menggunakan pendekatan lingkungan.
Namun hal ini tentunya tidak hanya bisa dilakukan oleh sejumlah pihak. Campur tangan masyarakat pun dibutuhkan untuk menjadikan Maratua dan Kakaban menjadi destinasi wisata premium.
Ia pun meminta kepada Pemprov Kaltim bekerja sama dengan Pemkab Berau untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait hal ini. Karena tentunya warga yang berada di sekitar tempat itu yang secara langsung akan merasakan dampaknya.
“Kita ingin membangun imej premium untuk tempat wisata ini,” tandas pria yang juga menjabat sebagai Dirjen Otda Kemendagri RI ini. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id