Kepala SMPN 2 Bontang mengakui pihaknya belum bisa menerapkan program Adiwiyata karena masih melakukan pembenahan.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Program Sekolah Adiwiyata merupakan inisiatif penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan berkelanjutan. Melalui program ini, sekolah didorong untuk menjalankan kegiatan yang mendukung pelestarian lingkungan, seperti penghijauan, pengelolaan sampah, dan pembiasaan hidup bersih. Program ini tidak hanya berfokus pada penghijauan fisik, tetapi juga membangun karakter siswa agar peduli terhadap lingkungan.
Namun, tidak semua sekolah dapat dengan mudah menerapkan program Adiwiyata. Salah satunya, SMPN 2 Bontang, yang hingga kini belum dapat menerapkan program tersebut.
Menurut Kepala SMPN 2 Bontang, Siti Chusuning Khayah, terdapat beberapa kendala yang dihadapi sekolahnya, terutama terkait keterbatasan lahan dan infrastruktur. Dia mengakui pihaknya belum bisa menjadi sekolah Adiwiyata karena masih melakukan pembenahan. Bahkan, kata dia, SMPN 2 satu-satunya SMP di Bontang yang menggunakan dua shift. Sehingga memengaruhi optimalisasi sarana dan prasarana.
“Lahan kami sangat terbatas, sehingga sulit untuk melakukan penghijauan atau menyediakan taman sebagai bagian dari program Adiwiyata,” jelas Siti Chusuning saat dihubungi Akurasi.id, belum lama ini.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pembangunan di sekolah juga menjadi tantangan tersendiri. Dimana taman depan kelas yang dulu pernah dimiliki harus dibongkar lantaran adanya pembangunan.
“Jadi, saat ini kami belum bisa memastikan kapan sekolah kami siap menuju Adiwiyata. Mungkin nanti, setelah semuanya selesai dan kami kembali ke satu shift,” tambahnya.
Meski demikian, Nuning menegaskan bahwa harapan untuk menjadi sekolah Adiwiyata tetap ada, tetapi untuk waktu dekat dirinya belum bisa memastikan.
Baca Juga
“Saya berharap suatu saat nanti SMPN 2 Bontang bisa menerapkan pembiasaan baik yang mendukung Adiwiyata. Tetapi untuk saat ini, saya belum bisa berjanji karena masih banyak hal yang perlu disiapkan,” ungkapnya.
Program Adiwiyata sejatinya memberikan banyak manfaat, baik bagi siswa, guru, maupun lingkungan sekitar. Dengan menciptakan kebiasaan ramah lingkungan, sekolah dapat menjadi teladan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Meski menghadapi kendala, upaya dan komitmen untuk menuju program ini tetap patut diapresiasi.
“Kami berharap SMPN 2 Bontang suatu saat nanti dapat mewujudkan program Adiwiyata. Upaya ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekolah, tetapi juga membangun kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan untuk masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (adv/disdikbudbontang/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi