Donasi sapi kurban presiden untuk Bontang jadi harapan baru bagi peternak lokal. Tidak hanya presiden, harapannya pemerintah daerah menerapkan program serupa.
Kaltim.akurasi.id Bontang – Sapi kurban Presiden Prabowo Subianto untuk Iduladha 2025 di Kota Bontang dibeli langsung dari peternak lokal. Langkah ini, menjadi motivasi baru bagi para peternak sapi potong di daerah, jika program serupa dilanjutkan tiap tahunnya.
Tafdilul Fathi (31), merupakan salah satu peternak sapi, yang langsung diawasi oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Bontang.
Peternakannya yang bernama Fathi Farm, merupakan peternakan yang diwariskan orang tuanya sejak 2019. Peternakan ini dibangun di dalam kawasan Pesantren Hidayahtullah, tepatnya di Jalan Sungai Bontang, di perbatasan Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur.
Ia mengaku bersyukur, sapinya terpilih dalam program bantuan kurban Presiden. Sapi jenis Simmental miliknya, meski hanya berbobot 650 kg, dipilih oleh DKPPP Bontang setelah melalui proses seleksi sejak Maret 2025.
“Awalnya saya dihubungi DKPPP, mereka tanya berapa berat sapi saya. Saya bilang tidak tahu, silakan ditimbang langsung saja. Setelah ditimbang ternyata 650 kg. Waktu itu saya sempat pesimis karena syaratnya minimal 800 kg,” kata Fathi saat diwawancarai, Jumat (30/05/2025).
Sapi Kurban Presiden yang Terbesar di Bontang
Meski begitu, ia tetap membantu mencarikan sapi berukuran besar ke peternak lain di Bontang. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Akhirnya pada April ia dihubungi kembali DKPPP Bontang bahwa sapinya terpilih.
“Tidak ada yang punya sapi sebesar itu di Bontang. saya dihubungi lagi bulan lalu dan diberitahu bahwa sapi saya yang dipilih,” ungkapnya.
Fatih mengaku bangga sekaligus termotivasi. Pasalnya, sapi berukuran besar seperti miliknya cenderung sulit laku di pasaran karena harga jualnya yang tinggi. Biasanya dia hanya berani kembangkan tidak terlalu banyak jenis ini.
“Ini saya punya dua saja. sisanya saya pilih jenis Donggala yang lebih cepat dijual ke jagal untuk kebutuhan daging potong,” katanya.
Dulu ia pernah memiliki satu sapi Simmental hasil inseminasi yang ia rawat 2019. Setelah tiga tahun, bobotnya mencapai lebih dari 800 kg dan dijual seharga Rp45 juta pada 2021.
“Waktu itu jaman Covid, jadi saya butuh uang. Sapi itu saya jual dengan harga 45 juta ditahun itu,” ujarnya.
Kini, terpilihnya sapinya sebagai sapi kurban Presiden menjadi semangat baru. Sapinya berhasil terjual sebesar 70 juta setelah nego.
Ia berharap, program ini tidak berhenti di tahun ini saja, namun terus berlangsung. Tidak hanya program dari presiden, namun bisa juga dilakukan oleh Wali Kota Bontang, agar semangat mengembang biasana sapi jenis besar ini bisa terus berlanjut.
“Saya harap ada program lanjutan dari presiden kalau bisa kepala daerah juga menerapkan hal yang sama. Biar para peternak bisa termotivasi,” pungkasnya. (*)
Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Devi Nila Sari