
DPRD Samarinda beri catatan soal pengadaan sistem golf service di GOR Segiri. Minta pengelolaan dilakukan maksimal agar mendatangkan pendapatan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Proyek pengembangan fasilitas golf di kawasan GOR Segiri kembali menjadi sorotan DPRD Samarinda. Hal yang menjadi sorotan adalah besaran anggaran yang digelontorkan untuk fasilitas ini.
Pada tahap kedua pembangunan yang berlangsung 2025 ini, pemerintah kota mengalokasikan anggaran sekitar Rp33 miliar, setelah sebelumnya menghabiskan dana sekitar Rp27 miliar pada tahap pertama.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, mengungkapkan bahwa porsi anggaran terbesar digunakan untuk pengadaan sistem golf service.
“Kalau dilihat dari struktur anggarannya, sekitar 45 persen tersedot untuk golf service. Ini berupa satu paket teknologi IT dari Korea, yang juga digunakan di Lapangan Arjuna Kebon Jeruk dan Dago, Bandung,” jelas Deni.
Ia menambahkan, pengadaan sistem tersebut dilakukan dengan skema pembelian putus, bukan kontrak tahunan seperti pada umumnya.
“Pemerintah kota beli putus. Jadi tidak ada fee tahunan atau sistem kontrak lanjutan. Sekali beli langsung, termasuk IT dan seluruh perangkatnya,” tegasnya.
Selain itu, sekitar 39 persen anggaran dialokasikan untuk pembangunan tiang dan jaring pengaman di sekeliling area driving range seluas 9.800 meter persegi. Infrastruktur ini berfungsi untuk memastikan bola tidak keluar dari area latihan.
Untuk itu, DPRD Samarinda memberikan catatan penting agar fasilitas ini dikelola secara profesional setelah rampung. Dengan nilai investasi yang besar, pengelolaan yang baik dinilai sangat krusial demi keberlanjutan aset.
“Kita harap pengelolaannya nanti bisa ditangani oleh manajemen yang profesional. Jangan sampai salah kelola karena ini adalah aset bernilai tinggi milik pemerintah kota,” ujar Deni.
Proyek driving range ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana latihan, tetapi juga diproyeksikan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Mengusung konsep olahraga modern dengan sistem digital, fasilitas ini digadang-gadang sebagai yang pertama di Kalimantan.
“Kalau ini berjalan baik, bisa jadi sumber PAD baru bagi kota. Konsepnya modern dan satu-satunya di Kalimantan. Ini harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik,” pungkasnya. (Adv/dprdsamarinda/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari