Bagi pasien yang mengalami gangguan saluran pendengaran, pernapasan, maupun tenggorokan, disarankan segera periksa di Klinik THT RSUD Taman Husada Bontang.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Kebiasaan mengorek telinga setiap hari ternyata berisiko menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini ditegaskan Dokter Spesialis THT RSUD Taman Husada Bontang, dr. Natalia Idam Sumule, Sp.THT, yang kerap menangani pasien dengan keluhan akibat membersihkan telinga secara berlebihan.
Menurutnya, telinga manusia memiliki mekanisme pembersihan alami. Kotoran telinga atau serumen memiliki fungsi melindungi telinga dari debu, kotoran, dan serangga kecil.
“Orang-orang merasa harus mengorek telinga setiap hari biar bersih. Padahal itu tidak boleh,” tegas dr. Natalia.
Dokter Natalia mengungkap, produksi kotoran telinga setiap orang berbeda. Ada yang produksinya normal, sehingga tidak perlu pembersihan khusus, ada juga yang produksinya berlebih sehingga terasa menumpuk.
Untuk kasus kedua, pasien disarankan memeriksakan diri ke dokter setiap 4–6 bulan sekali. Risiko terparah, kata dr. Natalia, justru dialami anak-anak. Karena belum kooperatif, mereka kerap bergerak saat telinganya dibersihkan di rumah. Akibatnya bahkan hingga pendarahan telinga.
“Telinga gatal terus itu bukan karena kotoran telinga, tapi karena telinganya udah nagih untuk dikorek. Kalau terlalu sering dibersihkan, apalagi dengan cotton bud, kotoran justru terdorong masuk semakin dalam. Dokter jadi kesulitan mengambilnya,” jelasnya.
Ia menceritakan pengalaman menangani seorang pasien ibu-ibu yang selama bertahun-tahun tidak bisa mendengar di satu telinga. Setelah diperiksa dengan alat dan lampu khusus di klinik, ternyata telinganya tersumbat serumen keras seperti batu.
Menurut dr. Natalia, hal itu terjadi karena kotoran yang seharusnya keluar sendiri justru terdorong masuk akibat sering dikorek. Normalnya, kotoran telinga akan mengering dan terbuang secara alami, tanpa perlu bantuan alat.
“Waktu kotorannya dikeluarkan, dia menangis. Saya kira karena sakit, ternyata karena senang bisa mendengar lagi,” kenangnya.
Ia juga mengingatkan, membersihkan telinga di rumah tanpa alat dan pencahayaan memadai bisa berbahaya. Berbeda dengan pemeriksaan di klinik, yang menggunakan lampu kepala dan instrumen khusus untuk melihat hingga ke saluran terdalam.
Bagi pasien yang mengalami gangguan saluran pendengaran, pernapasan, maupun tenggorokan, segera periksa di Klinik THT RSUD Taman Husada Bontang. Praktik dibuka setiap Senin hingga Kamis pukul 08.00–13.30 Wita, dan Jumat pukul 08.00–11.30 Wita. Pasien dapat memanfaatkan layanan ini melalui BPJS Kesehatan maupun secara mandiri.
“Kotoran telinga ada dua jenis, kering dan basah. Keduanya normal, tapi kalau produksinya berlebihan dan terasa gatal, sebaiknya periksa ke dokter, bukan diutak-atik sendiri,” tegasnya. (adv/rsudtamanhusada/cha/uci)
Penulis: Siti Rosidah More
Editor: Suci Surya Dewi