MBG Tanpa Freezer, Risiko Keracunan Mengintai Siswa Samarinda

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Samarinda terancam menjadi bumerang bagi kesehatan siswa. Wali Kota Andi Harun menegaskan, bahan makanan yang tidak disimpan dengan benar bisa cepat basi, membuka peluang bakteri dan virus mengintai anak-anak yang seharusnya menerima nutrisi sehat.
Fajri
By
2.8k Views

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menegaskan pentingnya tata kelola yang baik dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), khususnya terkait penyimpanan bahan makanan agar tetap segar dan terhindar dari risiko keracunan bagi siswa penerima manfaat.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengatakan setiap dapur MBG idealnya dilengkapi cold storage atau freezer. Hal ini krusial karena tidak semua bahan bisa dibeli dan langsung diolah pada hari yang sama.

“Kalau pun membeli bahan lebih dari satu hari sebelum digunakan, dengan adanya freezer, bahan tersebut tetap bisa dalam kondisi segar,” jelasnya.

Andi mengakui penerapan standar ini memerlukan biaya tambahan harian sekitar Rp1.000–Rp3.000 per dapur, namun menekankan bahwa mitigasi risiko kesehatan siswa harus menjadi prioritas utama.

“Semua langkah pencegahan harus dilakukan, meskipun belum final. Satgas Percepatan Pelaksanaan MBG di Samarinda bersama Forkopimda dan Badan Gizi Nasional (BGN) akan terus berkoordinasi agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi,” ujarnya.

Ia menyinggung pengalaman SMA dan SMK di luar Samarinda, di mana penyimpanan bahan yang tidak tepat menyebabkan keracunan. Menurut Andi, masalah serupa bisa dicegah dengan penerapan sistem penyimpanan yang benar.

Bahan makanan yang disimpan terlalu lama tanpa fasilitas memadai rentan terpapar bakteri atau virus, yang dapat memicu keracunan dengan gejala mulai dari gangguan pencernaan hingga pernapasan.

“Keracunan biasanya bukan karena makanan dimasak saat itu, melainkan karena bahannya sudah terlalu lama disimpan. Kalau sudah basi, berarti sudah ada bakteri, mikroba, atau virus yang mencemari,” jelasnya.

Wali kota menekankan pentingnya membangun sistem terintegrasi dalam program MBG. Pemeriksaan sesaat saja tidak cukup jika sarana penyimpanan tidak tersedia.

“Bicara soal pencegahan tidak bisa hanya dengan satu-dua variabel. Harus ada kolaborasi dalam menentukan model mitigasi terbaik agar kesalahan bisa dihindari,” jelasnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana