Tanah Bengkak dan Rumah Retak, Warga Sungai Dama Minta Proyek Terowongan Samarinda Dievaluasi

Aktivitas proyek terowongan diduga picu getaran hebat sehingga warga Samarinda Ilir takut tanah longsor
Suci Surya
1.1k Views

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Warga di Jalan Kakap, RT 19, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Samarinda Ilir dibuat panik pada Rabu malam (16/10/2025). Sebab warga merasakan getaran kuat yang diduga berasal dari aktivitas alat berat proyek pembangunan terowongan di kawasan tersebut. Akibatnya, sejumlah rumah warga mengalami retak dan tanah di sekitar bangunan terlihat menggelembung seperti bergerak.

Herdi, salah satu warga yang tinggal sekitar 15 meter dari lokasi proyek, mengaku kejadian itu bukan yang pertama kali. Namun kali ini getarannya terasa jauh lebih hebat dari biasanya.

“Tanah di sini sebenarnya sudah lama bergerak, bahkan sebelum proyek ini tembus. Tapi malam ini getarannya terasa kuat sekali, seperti gempa kecil. Sampai jantung ini ikut bergetar,” ungkapnya.

Menurut Herdi, getaran tersebut terjadi beberapa kali, disertai suara dentuman keras dari arah proyek. Ia menyebut sempat melihat alat berat sedang mengangkat material besi sebelum terdengar suara benda jatuh keras ke tanah.

“Getarannya sampai ke kamar mandi, tiga kali tadi. Setelah saya lihat, besinya jatuh. Jaraknya memang tidak tinggi, tapi dampaknya terasa sampai rumah,” ujarnya.

Akibat getaran itu, bagian ruang tamu, dapur, dan kamar di lantai bawah rumah Herdi mengalami keretakan. Tanah di bawah bangunan pun terlihat membengkak dan mulai terangkat. Kondisi itu membuat warga khawatir, terutama saat hujan deras.

“Kami takut tanah longsor. Untung di belakang rumah masih ada pohon besar, akarnya menahan tanah. Kalau tidak ada, mungkin sudah runtuh,” katanya.

Herdi mengaku sudah beberapa kali melaporkan kondisi rumahnya ke pihak kelurahan, namun hingga kini belum ada tindak lanjut. Ia dan warga sekitar berharap pemerintah maupun pihak pelaksana proyek turun langsung memeriksa dampak aktivitas pembangunan terowongan Samarinda tersebut.

“Kalau bisa, kerja malamnya dihentikan dulu. Soalnya mereka sering kerja sampai jam 1 atau 2 pagi. Sekarang getarannya besar sekali, warga jadi tidak tenang,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana
#printfriendly .related-sec { display: none !important; } .related-sec { display: none !important; } .elementor-2760 .elementor-element.elementor-element-0f8b039 { --display: none !important; } .elementor-2760 { display: none !important; }