Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pemerintah Provinsi (Pempro) Kalimantan Timur mengalokasikan Rp100 miliar untuk pemenuhan alat kesehatan (alkes) di Gedung Pandurata RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda. Anggaran besar ini disiapkan untuk memastikan gedung baru sembilan lantai itu siap beroperasi pada awal 2026.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin, mengatakan pembangunan Gedung Pandurata saat ini telah memasuki tahap akhir. Pihaknya menargetkan seluruh proses konstruksi rampung pada Januari 2026, agar segera dilakukan pengadaan dan pemasangan peralatan medis.
“Untuk Gedung Pandurata ini masih tahap akhir. Mudah-mudahan Januari 2026 sudah selesai, kemudian kita lengkapi dengan berbagai fasilitas dan alat kesehatan,” tuturnya.
Menurut Jaya, pembangunan Gedung Pandurata menjadi kebutuhan mendesak karena beban layanan di RSUD AWS saat ini sudah melebihi kapasitas ideal. Gedung baru tersebut akan difungsikan sebagai ruang perawatan tambahan, sekaligus mengurai kepadatan pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Kapasitas dan Kualitas Gedung Pandurata
Gedung Pandurata dirancang memiliki kapasitas antara 500 hingga 700 tempat tidur pasien. Proyek ini mulai dikerjakan sejak 2023 dan terbagi dalam tiga tahap. Tahap pertama menelan biaya Rp110 miliar untuk fondasi dan struktur utama. Tahap kedua menghabiskan Rp140 miliar untuk pengerjaan lanjutan, sementara tahap ketiga sebesar Rp124 miliar digunakan untuk penyelesaian akhir bangunan sembilan lantai itu.
Baca Juga
“Total investasi pembangunan fisik mencapai lebih dari Rp370 miliar. Setelah itu, kita fokus ke pengadaan alat kesehatan senilai sekitar Rp100 miliar,” kata Jaya.
Selain memperkuat kapasitas layanan, Gedung Pandurata juga dirancang mengikuti standar kelas rawat inap standar (KRIS) yang diterapkan Kementerian Kesehatan.
KRIS berisi 12 indikator yang mengatur aspek kenyamanan dan keselamatan pasien, seperti ventilasi, pencahayaan, jarak antar tempat tidur, kamar mandi dalam, hingga ketersediaan outlet oksigen.
Baca Juga
“KRIS ini memastikan semua peserta JKN mendapat pelayanan dengan standar yang sama. Tidak ada lagi perbedaan kelas rawat inap seperti sebelumnya,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur RSUD AWS Samarinda, Indah Puspitasari, menjelaskan bahwa Gedung Pandurata akan menjadi bagian penting dalam peningkatan kapasitas dan kualitas layanan rumah sakit.
Menurutnya, gedung baru ini akan difungsikan sebagai ruang rawat inap modern, serta pusat layanan hemodialisa (cuci darah) yang lebih representatif.
“Gedung Pandurata ini akan menambah kapasitas ruang rawat inap. Beberapa layanan seperti hemodialisa akan dipindahkan ke sana, agar pasien mendapatkan ruang yang lebih layak dan nyaman,” ujarnya.
Ia menegaskan, tidak semua fasilitas lama akan dipindahkan. Beberapa bagian gedung utama seperti instalasi gawat darurat (IGD) tetap dipertahankan di lokasi semula karena masih berfungsi baik dan strategis.
“IGD tetap beroperasi di lokasi lama, karena aksesnya sudah sesuai standar. Sementara beberapa bangunan lama yang sudah tidak layak akan dibongkar dan dijadikan ruang terbuka hijau,” tambahnya.
Indah menyebut, penambahan kapasitas hingga 700 tempat tidur akan membantu rumah sakit mengurai antrean pasien yang selama ini kerap menumpuk.
Dengan fasilitas baru tersebut, pihaknya optimistis pelayanan RSUD AWS akan lebih cepat, efisien, dan berorientasi pada kenyamanan pasien.
“Selama ini lonjakan pasien sering kali membuat ruang perawatan penuh. Dengan Pandurata, kita harap antrean pasien bisa berkurang, dan pelayanan kesehatan di Kaltim menjadi lebih optimal,” tutupnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari