DPMPTPSP Kaltim berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif di daerah. Dengan mendorong branding masyarakat yang ramah dengan investasi dan etos kerja.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pasca pandemi Covid-19 yang terjadi dua tahun belakangan, membuat tingkat investasi sempat mengalami penurunan. Namun, sejak 2021 tren investasi Provinsi Kalimantan Timur dari Penanaman Modal Asing (PMA) kini mulai bangkit.
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mempublikasi data capaian realisasi investasi pada Triwulan I (periode Januari – Maret) untuk Tahun 2022. Yakni sebesar Rp282,4 triliun, lebih tinggi 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Menanggapi persoalan tersebut, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto memberikan respon positif. Bahkan ia mengaku, saat ini peringkat Kaltim sebagai wilayah potensi investasi berada di peringkat 12. Tak heran ia menargetkan tahun ini bisa melebihi pencapaian dari tahun sebelumnya.
“Target kita tahun ini bisa berada di peringkat 10 besar nasional,” ujar Puguh.
Tak bisa dipungkiri, hasil investasi di Kaltim sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur daerah. Produk Domestik Bruto (PDB) yang naik akan mendukung upaya pembangunan dari pemerintah. Sehingga menuntut pemerintah untuk lebih giat membangun infrastruktur guna menyokong dan menarik investor.
Pembangunan IKN Jadi Peluang Investasi PMA
Untuk Kaltim sendiri, pengoptimalan investasi PMA juga telah pihaknya lakukan dengan melihat peluang dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Sehingga, promosi sebesar-besarnya perlu dilakukan oleh pemerintah daerah, dengan menyambut delegasi asing ke wilayah IKN.
“Delegasi asing ke Kaltim selain agenda IKN, ada dari Malaysia, Australia, Rusia serta Jepang” jabarnya.
Selain pemerintah, harapannya, masyarakat juga ikut mendukung serta bekerja sama dalam memajukan Kaltim. Parameter Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) yang DPMPTSP Kaltim lakukan melalui pendekatan ke masyarakat adalah salah satu triknya.
“Karena Kaltim ini heterogen, namun kami berusaha menciptakan bahwa masyarakat kami ramah dan sangat welcome untuk kerja sama,” sebutnya.
Sehingga, menurut Puguh, perlu komitmen dari berbagai stake holder, untuk mendukung masuknya PMA di Kaltim. Terlebih dengan tantangan masuknya IKN di Kaltim. “Jangan sampai ada kesenjangan antaran wilayah IKN dengan Kaltim. Kita jangan jadi penonton, daerah harus di untungkan dengan etos kerja kita yang perlu branding,” pungkasnya. (adv/dpmptspkaltim/gzy)
Penulis/Editor: Devi Nila Sari