
Nelayan Berau disapu badai, hilang saat melaut di Sangalaki, mesin kapal rusak. Sekira pukul 12.00 Wita, perahu yang dinaiki korban mendadak mengalami mati mesin dan meminta bantuan kepada ketiga temannya untuk mencoba memperbaiki kerusakan. Pada saat coba diperbaiki, kerusakan makin parah.
Akurasi.id, Berau – Seorang nelayan Berau disapu badai. Nelayan tersebut dilaporkan menghilang di Perairan Sangalaki pada Senin 6 Desember 2021. Korban diketahui bernama Ipang (35) warga Kecamatan Talisayan, Berau, Kalimantan Timur.
Laporan kehilangan korban diketahui pada Rabu hari ini, (8/12/2021) sekira pukul 07.25 Wita. Berdasarkan informasi didapatkan media ini dari tim Operasional Basarnas Berau, korban dilaporkan menghilang setelah kapal nelayan yang dia gunakan mendadak mesinnya mengalami kerusakan dan mati ketika berada di Perairan Sangalaki atau arah timur laut dari Dermaga Batu Pagat Bukur.
Kepala Kantor Pencarian Basarnas Balikpapan Melkyanus dalam rilisnya menjelaskan, pada Senin (6/12/2021) sekira pukul 09.00 Wita, sebanyak empat perahu nelayan yang masing-masing perahu 1 orang dan membawa 2 rawai, berangkat dan pergi mencari ikan.
Tiga nelayan yang berangkat bersama korban, yakni Basri (41), Jamal (41), dan Lempa (41) sama-sama merupakan warga Talisayan. Mereka berangkat mencari ikan dengan cara marawai atau metode penangkapan ikan yang dilakukan secara komersial menggunakan tali panjang serta tali kail.
“Setelah melakukan perjalanan menggunakan perahunya masing-masing, korban bersama ketiga rekan nelayannya tiba di lokasi Perairan Sangalaki dan langsung menebar rawai,” jelas Melkyanus, Rabu (8/12/2021).
Lebih lanjut dipaparkannya, sekira pukul 12.00 Wita, perahu yang dinaiki korban mendadak mengalami mati mesin dan meminta bantuan kepada ketiga temannya untuk mencoba memperbaiki kerusakan. Pada saat coba diperbaiki, kerusakan makin parah. Kondisi itu diperburuk dengan keterbatasan peralatan.
“Sesuai keterangan sementara yang kami dapatkan dari teman-teman korban, bahwa saat kejadian mesin kapal korban mendadak rusak. Sempat coba diperbaiki tapi enggak bisa karena alat yang dimiliki sangat terbatas,” tuturnya.
Mengingat hari yang sudah mulai sore, lanjut dia, sekira pukul 16.00 Wita, ketiga temannya ini lalu memutuskan meninggalkan korban untuk mengambil rawai yang sudah disebarkan sejak tadi. Setelah rawainya diambil, ketiga teman korban kembali lagi ke posisi kapal korban. Namun setibanya di lokasi, ketiga teman korban tidak mendapati yang bersangkutan.
“Ketiga rekan korban yang saat itu hendak melihat yang bersangkutan, ternyata sudah tidak ada di lokasi. Kemudian ketiga teman korban lalu berusaha mencarinya, hanya saja tidak mendapati korban hingga dengan malam harinya, ” papar Melkyanus.
Kemudian, sekira pukul 21.00 Wita terjadi hujan deras disertai angin kencang. Mendapati hal yang demikian, ketiga nelayan lalu berusaha berlindung dengan cara perahu diikat di rawai sampai pagi, Selasa (7/12/2021). Sekira pukul 07.00 Wita, cuaca mulai reda. Ketiga rekan korban kemudian memutuskan untuk melanjutkan melakukan pencarian terhadap bersangkutan. Namun hingga pukul 13.00 Wita, korban tidak kunjung ditemukan.
“Karena merasa pencariannya tidak membuahkan hasil, kemudian ketiga rekan korban memutuskan untuk pulang ke Talisayan. Setibanya di Talisayan, mereka langsung melaporkan kepada aparat terkait bahwa ada rekan mereka yang menghilang saat melaut,” katanya.
Setelah mendapatkan laporan itu, sebanyak 5 orang personil diberangkatkan untuk membantu pencarian pada Rabu (8/12/2021) pukul 07.50 Wita dan tiba di sekitar lokasi korban dilaporkan menghilang sekira pukul 09.54 Wita.
“Dalam upaya pencarian ini melibatkan TNI AL Tanjung Batu dibantu beberapa nelayan. Alat yang dibawa untuk membantu pencarian antara lain truk personil, RIB 9.5 MTR, peralatan SAR air dan selam lengkap, alat komunikasi, dan peralatan medis. Saat ini tim sedang terus berupaya melakukan pencarian. Untuk perkembangan informasi selanjutnya akan kami sampaikan lagi nanti,” tandasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi