Banyaknya gelaran nasional hingga internasional di Kaltim, ternyata masih menggunakan EO dari Jakarta.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Penunjukkan Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memberikan banyak berkah. Lambat laun, provinsi ini kerap ditunjuk sebagai tuan rumah untuk berbagai perhelatan, mulai dari skala nasional hingga internasional.
Sayangnya, beberapa agenda tersebut justru digarap oleh event organizer (EO) dari Jakarta. Dua diantaranya adalah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-XXX di Samarinda pada 6-16 September 2024 lalu dan Maratua Run 2025 yang akan digelar di Berau pada 14-16 Februari 2025 mendatang.
“Sekarang kita masih pakai EO Jakarta, sama seperti MTQ kemarin. Kita harap, setelah ini anak-anak muda atau EO kita bisa muncul,” tutur Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik, saat agenda Coffee Morning membahas tentang Maratua Run 2025 di Ruang VVIP Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Jumat (3/1/2025).
Ia harap, keinginan untuk mengadakan agenda besar tidak hanya datang dari pemerintah saja, namun harus ada pula inisiatif dari penyedia jasa itu sendiri. Menurutnya, agenda-agenda yang dilaksanakan oleh pemerintah harus menjadi pemicu bagi lembaga maupun anak muda Kaltim untuk membuat acara yang lebih kreatif.
Akmal Malik Ingatkan Rencana Acara Harus Digarap Serius
Agenda yang dibuat, kata Akmal, tidak boleh setengah-setengah. Pasalnya, pemerintah tentu akan memberikan dukungan penuh bagi mereka yang ingin mengadakan sejumlah perhelatan acara di Tanah Benua Etam, nama lain Kaltim.
Pasalnya, agenda-agenda tersebut tidak hanya menaikkan nama Kaltim ke permukaan, namun juga turut menggerakkan sektor perekonomian di wilayah yang menjadi lokasi acara.
“Nanti bisa dipaparkan dulu ke kita (Pemprov Kaltim, red) mau buat acaranya gimana,” sambung pria yang juga masih menjabat sebagai Dirjen Otda Kemendagri RI ini.
Kendati demikian, ia meminta agar acara yang dibuat dapat dinikmati oleh semua pihak. Ia tidak ingin kejadian pada Maratua Jazz terulang lagi.
Menurutnya, acara tersebut masih samar diketahui oleh masyarakat. Memang acara tersebut mengikuti perkembangan zaman sehingga baik untuk branding bagi Kaltim.
Namun ia menyayangkan penduduk lokal yang tidak bisa menikmati acara tersebut lantaran mereka lebih suka musik dengan genre dangdut. “Kita dukung Maratua Jazz, tetapi harus dikombinasikan dengan acara lain. Jangan berdiri sendiri-sendiri,” tutupnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari