Persoalan banyaknya kendaraan travel yang parkir di sekitaran Masjid Islamic Center menuai polemik. Selain terlihat semrawut, banyaknya kendaraan yang parkir kerap sebabkan kemacetan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Sejumlah sopir travel yang biasa memarkir kendaraan di samping Masjid Islamic Center Samarinda menolak direlokasi ke Taman Bebaya, Jalan Slamet Riyadi. Pasalnya, para sopir sudah terlanjur nyaman untuk mangkal di Masjid Islamic Center Samarinda.
Sebagai informasi, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda telah meminta kepada para sopir travel untuk tidak sembarangan memarkir kendaraan. Terutama, di daerah sekitaran eks Jalan Anggi samping Masjid Islamic Center Samarinda. Hal ini, lantaran telah mengakibatkan kemacetan.
Sebagai gantinya, Dishub Samarinda, meminta para sopir travel untuk memindahkan lokasi pangkalannya ke Taman Bebaya, Jalan Slamet Riyadi. Dengan tujuan, untuk mengurai kemacetan dan sekaligus karena di taman tersebut memiliki lahan parkir yang cukup luas.
Perihal hal itu, Koordinator Parkir Dishub Kota Samarinda Duri mengakui, kalau pihaknya telah mengeluarkan surat berkenaan instruksi penertiban lokasi parkir. Salah satunya, yakni rencana penertiban lokasi parkir kendaraan travel di Islamic Center ke Taman Bebaya.
“Ini juga untuk menertipkan parkir liar yang selama ini meresahkan masyarakat,” katanya saat dikonfirmasi oleh media ini, Selasa (3/10/2023)
Tak Mau Parkir di Taman Bebaya, Sopir Travel Parkir di dalam Masjid
Kendati demikian, diakui olehnya, meski telah meminta para sopir travel untuk beralih ke Taman Bebaya. Namun, masih ada sebagian besar dari para sopir travel yang tetap bertahan untuk memarkirkan kendaraannya di bagian dalam masjid yang juga dikenal dengan Masjid Baitul Mutaqqim ini.
“Kami berupaya supaya parkir liar (yang biasanya dilakukan) di Jalan Anggi (samping Islamic Center) itu bersih dan pindah ke Taman Bebaya. Tapi, kenyataanya mereka malah parkir di dalam masjid,” ucapnya.
Kondisi tersebut tak pelak dikeluhkan oleh pengelola parkir Masjid Islamic Center. Pasalnya, di dalam masjid itu sendiri, ada kawasan yang dikenakan biaya parkir dan ada yang untuk umum.
“Itupun menuai polemik dari pengelola parkir di sana. Karena ada dua versi di situ. Ada satu pengelola parkir mempersilahkan, ada juga pengelola parkir yang tidak memperbolehkan dan untuk sewa parkir di sana kabarnya Rp200 ribu per mobilnya,” tambahnya.
Ia juga menuturkan, bahwa Dishub Samarinda akan setiap hari memantau Jalan Anggi. Tujuannya guna memberantas parkir liar yang selama ini meresahkan masyarakat dan pengguna jalan di daerah itu.
“Kita pantau setiap hari, dalam sehari kita pantau sekali atau dua kali, bahkan tiga kali nanti. Jika masih ada yang melanggar, kita gemboki bannya lalu kita derek,” jelasnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat Samarinda untuk lebih tertib dalam memarkirkan kendaraan, agar tidak mengganggu pengguna jalan lain. Dan juga untuk sama-sama mengurai kemacetan di Kota Tepian, sebutan Samarinda.
“Dishub sudah mengarahkan dan memfasilitasi khususnya mobil travel untuk pindah ke Taman Bebaya. Ikuti aturan supaya menata Kota Samarinda yang bersih dari kemacetan,” tutupnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari