Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budisatrio Djiwandono ingatkan anak muda Indonesia hati-hati dalam menghadapi politik transaksional. Dengan terus mempertahankan indealisme dan kritis terhadap segala isu politik.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Mendekati pesta demokrasi yang Indonesia helat pada 2024 mendatang. Wakil Ketua Komisi 4 DPR RI Budisatrio Djiwandono menyoroti isu politik transaksional yang kerap terjadi di setiap kontestasi politik.
Dimana politik transaksional yang tak terelakkan sejak masa lalu telah mencatatkan sejarahnya dalam politik Indonesia. Sehingga, jual beli jabatan ataupun kuasa dalam mempengaruhi kebijakan menjadi hal yang lumrah dengan adanya politik transaksional ini. Dampaknya, kebijakan yang seharusnya bisa diperuntukkan bagi rakyat kecil malah dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok.
Menyikapi hal ini, Budisatrio menyampaikan harapan besar bahwa anak muda dapat menjadi agendawan kritis. Mampu memilah informasi dengan bijak, dan mempertahankan idealisme mereka di tengah politik pragmatis yang kerap terjadi.
Hal ini menimbulkan perdebatan tentang etika, akuntabilitas, dan integritas para pemimpin politik. Politik transaksional sering kali dianggap mengganggu proses demokrasi dan mengaburkan niat murni dalam mencari kesejahteraan masyarakat.
“Idealisme ini menjadi pilar kekuatan bagi mereka untuk mencari solusi terbaik dan memperjuangkan kepentingan rakyat,” tuturnya dalam kunjungan kerja di Samarinda.
Media Sosial Bisa Jadi Sarana Mengumpulkan Informasi Politik
Anak muda diminta untuk jeli dalam memilah informasi atau memilih calon pemimpin pada pemilihan umum (pemilu) mendatang. Teknologi informasi dan media sosial pun dapat menjadi wadah dalam mendapatkan informasi politik.
Dalam era digital ini, anak muda memiliki kesempatan untuk menggunakan media-media tersebut sebagai alat untuk memilah, mengidentifikasi, dan mengevaluasi apa yang menjadi rekam jejak para pemimpin politik. Sebab, jangan sampai pemimpin yang terpilih di masa depan hanya mengantongi kepentingan kelompok, bukannya berpihak kepada kepentingan masyarakat umum.
“Kita harap anak muda bisa kritis, bisa melihat apakah idealisme mereka tergoyang dengan politik pragmatis yang sering terjadi. Tapi, ya semoga anak anak muda sekarang dengan adanya informasi teknologi bisa menggunakan media-media yang ada untuk bersungguh-sungguh memilah dah memilih apa saja yang menjadi rekam jejak (calon pemimpin). Jadi, itu bisa mendapatkan bagian dari kekuatan anak muda untuk menentukan pilihannya,” tutup Budisatrio. (*)
Penulis: Bintang Sabaruddin Syukur
Editor: Redaksi Akurasi.id